30 December 2011

I am Sam, Film Keluarga Tentang Arti Sebuah Kasih Sayang



Masih dari film drama, kali ini saya akan membahas tentang sebuah film yang menurut saya sangat menyentuh..berjudul I am Sam. Film ini adalah sebuah film keluarga yang disutradarai oleh Jessie Nelson, dan dirilis pada tahun 2001. Diperankan dengan apik oleh Sean Penn dan Dakota Fanning, tidak heran film ini mendapat nominasi Oscar pada tahun itu.

Sam Dawson (Sean Penn) adalah seorang retard. Dia mengalami keterbelakangan mental dan hanya memiliki tingkat intelejensi tidak lebih dari anak 7 tahun. Hal tersebut memang tidak mengubah dedikasinya sebagai seorang ayah terhadap Lucy (Dakota Fanning), anak gadisnya. (Hm, Lucy bukanlah anak kandung Sam, melainkan anak dari teman Sam yang begitu saja meninggalkan Lucy setelah melahirkan). Kendati demikian, ketika Lucy beranjak pada usia 7 tahun, badan pemerintahan anak-anak mulai menyadari bahwa Sam dianggap tidak mampu mengurus anaknya lebih lanjut daripada umur tersebut, apalagi karena Sam hanyalah seorang pegawai Starbucks. Karena itu, Lucy diambil oleh pemerintah untuk diinapkan sementara di tempat tinggal orang tua asuh sementara kasus mengenai hak kepengurusan dilanjutkan dalam persidangan.


Sam yang mengalami gangguan mental tentunya tidak bisa membela dirinya sendiri. Dia mendatangi seorang pengacara wanita sukses Rita Harrison (Michelle Pfeiffer). Yang menarik ternyata Rita, pengacara profesional sekalipun normal dan memiliki segalanya tapi tidak memiliki hati yang bisa mengasihi anaknya. Rita semula enggan membantu Sam, tetapi pada akhirnya luluh terhadap keras kepalanya (hehehe,mgkin kepolosan) Sam. Bukan hal yang mudah untuk memenangkan hak kepengurusan dari Lucy dari pengadilan. Seiring perjalanan sidang, Rita dan Sam pun lebih banyak belajar satu dengan yang lainnya. Rita belajar dari Sam bagaimana merawat dan mendidik anaknya dengan benar sementara Sam sendiri belajar bagaimana untuk mengenali orang lain secara lebih mendalam lagi. Lalu, mampukah Sam mendapatkan hak asuh anaknya kembali?

Sebagai sebuah film drama, menurut saya film ini memiliki segalanya untuk membuat kita terharu (ga pake nangis bombay ya,wkwk). Pertama, film ini punya cerita ikatan cinta kuat antara seorang anak dan ayahnya yang terpaksa dipisahkan. Kedua, film ini punya seorang tokoh utama yang terbelakang namun penuh cinta, tidak cerdas tapi mampu mencintai dengan tulus.


Penampilan setiap aktris dalam film ini menakjubkan, Sean Penn pun mendapatkan nominasi Oscarnya pada tahun 2002. Fanning membuat debut yang menakjubkan dalam film ini. Ia membuat gemas penonton sekaligus kekaguman pada performanya diusianya yang sangat muda. Cerita dalam I Am Sam mampu dipadukan antara tawa dan tangis yang pas. Akan ada adegan yang membuat kita tersenyum, lantas adegan lanjutannya akan membuat kita terenyuh menontonnya. Nelson berhasil menggarap adegan dan emosi penonton dengan sempurna lantas mengaduk-aduknya.

Dan, yang tak boleh dilupakan…I am Sam juga dipenuhi dengan soundtrack-soundtrack yang mengiringi tiap adegannya dengan pas. Baik dalam lagu maupun dalam iringan instrumental film yang mampu menggiring mood penonton. Hey, yang sudah menonton pasti tahu kan lagu siapa yang ada difilm ini??Yes,Beatles!!!So, berbahagialah wahai Beatlemania:). Di bawah ini adalah beberapa track listnya di film I am Sam ;

1.”Two of Us”, performed by Aimee Mann and Michael Penn

2.”Blackbird”, performed by Sarah McLachlan

3.”Across the Universe”, performed by Rufus Wainwright

4.”I’m Looking Through You”, performed by The Wallflowers

5.”You’ve Got to Hide Your Love Away”, performed by Eddie Vedder

6.”Strawberry Fields Forever”, performed by Ben Harper

7.”Mother Nature’s Son”, performed by Sheryl Crow

8.”Golden Slumbers”, performed by Ben Folds

9.”I’m Only Sleeping”, performed by The Vines

10.”Don’t Let Me Down”, performed by Stereophonics

11.”Lucy in the Sky with Diamonds”, performed by The Black Crowes

12.”Julia”, performed by Chocolate Genius

13.”We Can Work It Out”, performed by Heather Nova

14.”Help!”, performed by Howie Day

15.”Nowhere Man”, performed by Paul Westerberg

16.”Revolution”, performed by Grandaddy

17.”Let It Be”, performed by Nick Cave

Saya sarankan kepada teman-teman. I Am Sam sebagai sebuah tontonan keluarga pada akhir pekan nanti. Usai menonton film ini, yang saya rasa perlu kita tanyakan pada setiap diri kita adalah, apakah kita sudah mengasihi keluarga kita dengan baik? Akan sangat malu rasanya bila seorang retard seperti Sam saja mampu menyayangi anaknya dengan sepenuh hati sementara kita tidak.
Continue reading I am Sam, Film Keluarga Tentang Arti Sebuah Kasih Sayang

27 December 2011

, , ,

Review Film Hafalan Shalat Delisa



Bertemu lagi disekilas film, kali ini saya akan mencoba mereview atau menceritakan tentang film Hafalan Shalat Delisa yang tidak lain tidak bukan adalah cerita dari buku terlaris karya Tere Liye yang juga berjudul Hafalan Shalat Delisa. langsung saja ini dia ceritanya, lets cekedaut!

Film Hafalan Shalat Delisa merupakan film yang mengisahkan tentang tragedi tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 ini menceritakan tentang seorang gadis kecil bernama Delisa yang terus berjuang untuk menghapalkan bacaan shalatnya walau bencana tsunami telah membuat delisa banyak merasakan kehilangan.
Continue reading Review Film Hafalan Shalat Delisa

22 December 2011

,

Mahasiswa Unpad Gelar Aksi Peringati Hari Ibu

[Unpad.ac.id, 22/12] Pagi ini, Kamis (22/12) mahasiswa Unpad melakukan aksi memperingati Hari Ibu di Gerbang Selatan Kampus Unpad Jatinangor. Mereka terdiri dari anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM Kema) Unpad, Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Kema Unpad, dan BPM dari sejumlah fakultas di lingkungan Unpad. Aksi ini dilakukan sebagai salah satu bentuk kepedulian mahasiswa terhadap peran penting dari seorang Ibu.
Continue reading Mahasiswa Unpad Gelar Aksi Peringati Hari Ibu

05 December 2011

,

Alhamdulillah, Cintaku Penuh Pada-Mu


Catatan ini Sarah persembahkan untuk pahlawan-pahlawan 2007 yang telah menjadi kakak Sarah di Keluarga Sigap. Buat Sarah kita adalah keluarga, saya tidak pernah berpikir kalau keluarga harus bersama setiap saat, tertawa berbagi kebahagiaan, dan memberikan perhatian penuh satu sama lain. Buat Sarah keluarga adalah skenario Allah, semua kelebihan, kekurangan, kekecewaan, rasa kesal, itu adalah bagian dari rasa kekeluargaan. Dan jika ditanya momen apa yang paling berkesan di Sigap, tentu saja Raker. Karena disana saya mulai mengenal kalian, saya yang hanya diam, tersenyum, dan menjadi pemerhati. Mengenal yang ini, tak kenal yang itu, kenalan tadi pagi sorenya udah ‘siapa ya?’ :D.
Continue reading Alhamdulillah, Cintaku Penuh Pada-Mu

21 November 2011

,

Mengenal Mereka dari Blog-nya

Siang ini saya ada di Garut. Ya, hari Selasa memang kami (A'2010) tidak ada kuliah jadi saya memutuskan untuk pulang karena weekend selalu saya sumbangkan untuk aktivitas organisasi, seminar, pertemuan-pertemuan, dan la la la la sebagainya.

So, saya bawa kerjaan sebenarnya ke rumah. Saya masih harus benerin web kema.unpad.ac.id, sumpah berangkat sekali lah! Lucunya, web ini kita kerjain keroyokan, buat tema yang ngerjain Kang Gempa (Presma Poltek Telkom), dan untuk design-nya dikerjain Kang Sayyidi (Presma saya), saya sendiri bertugas buat ngisi konten-kontennya. Sumpah, pusing, mual, ngantuk, bingung, ga ngerti. Arrrrrgghhhh ... dan saya tidak seharusnya mengeluh.
Continue reading Mengenal Mereka dari Blog-nya

10 November 2011

,

November Cuy

Iseng-iseng buka blog lagi. Iseng-iseng nulis lagi. Ga tahu deh, kenapa harus repot-repot nulis. Seru aja, Bo.

Saya lagi di ruang advis bareng Wasilah, Djoko, Huseino, Agustian, sama Egi. Gila, perawan di sarang penyamun. Maaf-maaf aja ya, bukannya saya kecentilan tapi emang saya yang pertama kali duduk di ruangan ini dan mereka selenong nong nong aja masuk kesini. Yaa, berhubung saya lagi ngerjain publikasi acara di internet jadi saya ga mau ngampih.

Hari ini mau nulis apa ya? Flash back aja kali ya, udah November nih, kerjaan saya masih muter-muter aja. Wah, ga tahu deh nanti saya bakal digantung apa diarak rame-rame, bodo amat. Saya udah ngerjain semuanya semaksimal yang saya bisa, sampe berdarah-darah dan bernanah-nanah gila! Jadi, November ini kita udah mau reses. Pusing saya, kalau ditanya pusing kenapa ya saya bingung. Mana di departemen saya, saya masih kucluk-kucluk sendiri. Pengen rasanya kabur atau muntaber sampe muntah berak beneran. Tapi ga saya banget lah ya. Initnya, November ini bikin saya bingung setengah sekarat. Krrreeekk!

Ya udah sih ya, slow sarah! Muka kamu udah kaya muka steples ga jelas. Berhubung saya nulisnya on the spot begini, jadi saya nulisnya asal-asalan banget. Ditambah Wasilah berisik gila nyetel lagu bikin saya ga konsentrasi buat nulis. Bodo amat lah, pusing saya!

@,@
Continue reading November Cuy

28 October 2011

Meringis Hingga Menangis (Tragedi Iqbal Sabaruddin; 28 Okt'11)

Malam ini saya baru pulang latihan nasyid "Shoutul QA". Gila lah tangan saya pegal abis. Belum lagi saya dipusingkan dengan ulah Bu Dyah, anggota DPR RI yang besok mau ngisi seminar di Fkep dan kebetulan sayalah moderator beliau.
Malam-malam saya di-SMS ketua Himi Persis Unpad, isinya kurang lebih meminta doa agar Ketua Hima Persis PE Jawa Barat segera diebaskan dan keluarga Hima Persis akan melakukan aksi.

Yang terlintas pertama kali di benak saya adalah, "Apa coba??"
Maklum lah, hari itu saya sibuk praktikum, reporting, latihan musik, ngurusin Bu Dyah, dan tektekbengek semelekte kegiatan kampus lainnya. Hingga ketika pulang saya membuka FB dan murudullah pemberitahuan dari grup Keluarga Besar Persis Unpad mengenai kejadian Kang Iqbal Sabaruddin yang nyelonong di depan Wapres dan menunjukan poster berjudul, Sumpah Serapah 28 Oktober 2011.

Saya meringis hingga menangis saat membaca kronologis kejadian tersebut, apalagi dengan foto-foto yang sangat tidak manusiawi. Jadi merinding kalau diajak aksi sama teman-teman Hima Persis ...


Continue reading Meringis Hingga Menangis (Tragedi Iqbal Sabaruddin; 28 Okt'11)

24 October 2011

,

Terkenang Mata Kuliah Immunology dan Hematology 2


Hari ini ada sosiometri. Kita diminta untuk menilai teman sendiri dalam SGD (Small Group Discussion). Penilaian tersebut meliputi keterampilan berkomunikasi, keaktifan, keterampilan mengumpulkan materi, tingkat pengetahuan, dan keahlian bekerja sama. Saya harus menilai kesepuluh teman saya yang lainnya dan saya memberi mereka nilai yang besar-besar, setidaknya ada yang saya kasih nilai 90.
Continue reading Terkenang Mata Kuliah Immunology dan Hematology 2
,

Jadi Notulensi di Rakornas BEM SI ^,^


Minguu, 2 Oktober 2011            
Jam setengah 6 pagi HP saya sudah bergetar rame. Dua kali telpon dari Teh Fae ga keangkat, saya heran ada apa Teh Fae pagi begini nelpon. Ada dua jadwal yang saya batalkan hari ini, pertama adalah seminar Myelin 3 dan yang kedua adalah pernikahan Yani, teman Tsanawiyyah saya. Saya sengaja membatalkan keduanya karena entah kenapa saya merasa perlu istirahat, maklum lah seminggu saya ikut keliling fakultas untuk acara Koma dan akhirnya selalu pulang Magrib, saya ngerasa bahagia aja rasanya bisa full satu hari di rumah.
Jadi, ada apa Teh Fae menelpon?
Continue reading Jadi Notulensi di Rakornas BEM SI ^,^
,

Selembar Kertas yang Tak Berat


Memo ... 19 Agustus 2011

Amanah itu abstrak, namun harus digenggam. Saya mengingat kata-kata itu ketika Kang Daniel (Ketua Rohis Fkep 2010) lepas jabatan dan ada yang menuliskan kalimat tersebut di fesbuk Rohis QA. Beberapa waktu terakhir saat hape saya rusak dan akhirnya malah hilang dicuri siluman moh toha, amanah-amanah saya makin terasa abstrak saja. Saya jadi bingung mau kemana, mau ngapain, atau mau nemuin siapa. Bukannya saya ga mau beli hape lagi, tapi uang dari mana? Simpanan uang saya terlalu berharga untuk hanya beli hape (terlalu berharga apa terlalu sedikit ya? Whatever). Seperti yang terjadi hari itu, saya keliling Unpad cari orang tanpa hape.
Continue reading Selembar Kertas yang Tak Berat

20 October 2011

Mejeng Bareng Sopir Angkot


Malem tadi saya mejeng lama di pinggir jalan bareng tukang angkot. Bukan karena lagi wawancara ga jelas, tapi ada insiden ongkos ga jelas. Sumpah deh, dulu saya suka heran kalau ibu saya selalu cerewet dalam hal tawar menawar meski hanya 1000 perak, tapi ternyata itu terjadi sama saya.
Untungnya saat itu saya adalah penumpang terakhir, jadi kami bebas teriak-teriak pinggir jalan kaya baru nelen TOA mesjid.
Continue reading Mejeng Bareng Sopir Angkot

17 October 2011

,

Seperti Bermain Musik

Sepertinya sekarang saya sedang jenuh-jenuhnya dengan segala hal. Entah apapun itu, organisasi, kuliah, keluarga, persahabatan. Sepertinya saya tengah ingin menarik diri dari sesuatu. Padahal itulah yang membuat saya hidup.
Bisa dibilang sekarang saya lagi lebay, memang biasanya saya lebay kan. Tapi asli, otak saya ga tahu gimana kerjanya sekarang. Stuck abis lah!
Continue reading Seperti Bermain Musik

12 September 2011

19 August 2011

,

Mana Ada! Masa Saya Kena Liver??!


Kaget ya, iya saya juga kaget waktu nulis ini. Kok judulnya gini sih. Oke, ga usah dibahas, coba dengerin dulu saya mau cerita apa.
Pagi itu saya apes. Oh iya, saya belum cerita mengenai hape saya yang menghilang dimakan siluman moh toha. Ah, sudahlah, memang banyak yang tidak saya ceritakan akhir-akhir ini. Ceritanya Selasar 34 ke Ciwidey, ceritanya di Fiksi Ganesha, ceritanya di RSKG Dago. Kapan-kapan lah ya itu mah, atau ntar kalau lagi mood nulis.
Continue reading Mana Ada! Masa Saya Kena Liver??!

Menarik buka laptop, menarik masuk charger

Ssssst .... saya lagi diliatin Om Indra yang baru beres mandi (jam setengah sepuluh malem, bo). Dia pasti ga nyangka ada spesies orang kayak aku di rumah ini, yang begitu nyampe rumah langsung menuju laptop. Ga ada buka kaos kaki dulu, ga ada bebenah diri dulu ke baju tidur, ga ada minum air putih dulu (padahal asli haus banget), ga ada cuci muka dulu yang udah kucel ga berbentuk, pokoknya pada ga ada lah ya.
Continue reading Menarik buka laptop, menarik masuk charger

13 August 2011

Lomba Cipta Cerita Pendek Pemuda 2011

Deadline: 10 September 2011

Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI menggelar Lomba Cipta Cerita Pendek Pemuda 2011 yang diselenggarakan untuk memberikan apresiasi kepada pemuda yang berprestasi dan berbakat dalam bidang sastra. Selain itu Kemenpora juga ingin memberikan ruang, pengakuan, dan penghargaan terhadap pemuda Indonesia atas prestasi, karya, dan kreativitas sebagai inspirasi dan motivasi bagi kalangan pemuda.
Tahun ini, Lomba Cipta Cerpen Pemuda bertema “Ketika Pemuda Membangun Masyarakatnya”.
Continue reading Lomba Cipta Cerita Pendek Pemuda 2011

10 August 2011

,

Pak Urip Rahayu; Ayah Saya di Kampus

IPK ... IPK ... Oh, IPK ...
Sekarang pikiranku dipenuhi oleh euforia IPK setelah satu bulan rehat dari segala yang berbau Unpad dan perkuliahan yang memuakkan. Aku tegang, bagaimana tidak, sepertinya dari seluruh mahasiswa keperawatan angkatan 2010 hanya aku saja yang tidak tahu nilai. Ini semua gara-gara sistem permintaan nilai via SMS dan aku ganti nomor tanpa memberi tahu SBA.

Oke lupakan, aku sudah berjuang jauh-jauh ke Jatinangor untuk memberitahu pergantian nomor hape dan akhirnya aku mendapatkan nilai yang siap dicaci maki oleh ibuku yang merasa tidak mempunyai anak yang bodoh. Aku terpuruk di mata kuliah Basic Science Nursing III, akh terkutuklah!
Itu membuatku tidak bersemangat untuk KRS-an.
Continue reading Pak Urip Rahayu; Ayah Saya di Kampus

09 August 2011

[Lomba Esai, Cerpen, dan Puisi] FLP DEPOK berkerjasama dengan KAZI menyediahkan hadiah total 36,5 JUTA


Bismillahirahmanirahim..
Assalamu'alaikum wr. wb.

Forum Lingkar Pena Depok dan Kazi (Kajian Zionisme Intrernasional)
mempersembahkan

SAYEMBARA TINGKAT NASIONAL PENULISAN ESAI, CERPEN DAN PUISI PALESTINA DAN SEMINAR SEHARI “MENUJU PALESTINA MERDEKA: SUMBANGSIH DARI INDONESIA” MENYAMBUT TAHUN BARU ISLAM 1 MUHARRAM 1433 H

Continue reading [Lomba Esai, Cerpen, dan Puisi] FLP DEPOK berkerjasama dengan KAZI menyediahkan hadiah total 36,5 JUTA

05 May 2011

LOMBA ESAI-NARASI PENDIDIKAN KRITIS 2011

Forum Nasional Pendidikan Kritis-Alternatif mempersembahkan:
LOMBA ESAI-NARASI PENDIDIKAN KRITIS 2011

Preambule
Sebagai gerbang masa depan Indonesia yang lebih baik, pendidikan sering diabai, sering tak dilakukan dengan dedikasi profesionalisme tinggi. Hanya sebatas mengajar ‘apa adanya’, tak lebih, hanya menggugurkan pelaksanaan kurikulum. Ini bisa disimpulkan melihat prestasi anak negeri yang masih bisa dihitung dengan jari, kondisi politik-ekonomi-sosial-budaya yang tak mencerminkan pelakunya berpendidikan tinggi, tak menjunjung nilai-nilai moralitas-universal. Semua semakin karut marut.
Continue reading LOMBA ESAI-NARASI PENDIDIKAN KRITIS 2011

Lomba Menulis Cerita Komunitas AB (Copas dari Sekolah Tinggi Menulis Jogja)

April 12, 2011, Leave a comment

Lomba Menulis Cerita Komunitas AB

Author: Redaksi STMJ
LOMBA MENULIS CERITA KOMUNITAS AB
“BERBAGI UNTUK KEMANUSIAAN”
BEKERJA SAMA DENGAN
SEKOLAH TINGGI MENULIS JOGJA – SATISFINE IDEA PRODUCTION

Batas pengiriman naskah: 10 Mei 2011
Continue reading Lomba Menulis Cerita Komunitas AB (Copas dari Sekolah Tinggi Menulis Jogja)

19 April 2011

, ,

Memilih Jurusan dan Masa Depan

Alasan Memilih Jurusan
Manusia adalah insan sosialis, ketika dia memutuskan suatu langkah tujuan untuk masa depannya maka hasil yang diperoleh bukan hanya untuk dia saja, namun berpengaruh pada orang banyak, khususnya orang-orang di sekelilingnya. Hal itu terkadang membuat pilihan itu sendiri menjadi basi untuk dijadikan wacana, seakan ada beberapa tangan gurita yang meracuni hidup kita dengan doktrin.
Berbicara mengenai jurusan, keperawatan bukanlah apa yang saya bayangkan ketika saya ada di bangku sekolah. Meski keluarga besar saya mayoritas adalah petugas kesehatan meliputi dokter, dokter gigi, bidan, perawat, rekam medis, radiologi, dan yang lainnya, namun itu tidak membuat saya tertarik untuk mengikuti jejak mereka.
Sejak saya berusia delapan bulan, ayah saya meninggal dunia karena liver, maka saya diasuh oleh tante saya di Bandung, dia sangat mengharapkan anak laki-lakinya yang juga seumuran dengan saya agar menjadi dokter. Rata-rata setiap orang tua dari keluarga besar saya menginginkan minimal satu anaknya menjadi dokter dan dari keluarga saya belum ada yang menjadi dokter. Lalu bagaimana? Maka saya pun menjadi sasaran mereka untuk dibujuk menjadi dokter.
Saya bukan murid bodoh, setidaknya prestasi saya tidak pernah keluar dari lima besar. Namun ada hal lain yang membuat saya kesulitan untuk mengikuti SNMPTN. Ekonomi keluarga yang pas-pasan membuat saya bersekolah di sebuah Aliyah yang terpencil di kampung, sarana dan prasarananya sangat tidak memadai, bahkan kelas saya yang berjumlah 16 orang ditempatkan di kelas yang disekat dengan triplek untuk kelas lain yang berjumlah 18 orang. Guru yang mengajar kurang motivasi untuk mencerdaskan kami dan teman-teman sekelas sangat tidak tertarik dengan iming-iming kuliah.
Menyedihkan. Maka jadilah saya satu-satunya siswa di angkatan itu yang punya inisiatif untuk kuliah di PTN. Merencakan mengikuti SNMPTN tanpa mengikuti bimbel apapun, karena keadaan saya yang di kampung dan biaya pendaftaran juga biaya hidup yang harus saya tanggung jika harus bimbel tidak bisa dipenuhi oleh orang tua saya. Jalan keluar saya adalah tas ransel penuh buku pelajaran dan saya menghampiri rumah guru-guru saya untuk mengajari saya.
Kedokteran, Keperawatan, dan Sastra. Itu adalah pilihan saya ketika mengikuti SNMPTN program IPC, dan saya sudah berjanji bahwa apapun yang Allah anugerahkan pada saya di tanggal 17 Juli 2011 maka itulah jalan hidup saya. Hingga akhirnya saya lulus di Fakultas Keperawatan Unpad.

Rencana Masa Depan
Saya mempunyai target jangka panjang selama 5 tahun ke depan, meliputi:
Tahun 2011         : Belajar berorganisasi dan mencari link sebanyak-banyaknya
Tahun 2012         : Freelance di penerbitan dan siaran radio
Tahun 2013         : Fokus rencana penelitian dan skripsi
Tahun 2014         : Lulus Sarjana! Mulai berpikir untuk menikah
Tahun 2015         : Lulus Ners! Mencari pekerjaan di bidang keperawatan
Itu hanya rencana jangka panjang secara global, secara rinci saya mempunyai capaian-capaian atau gol apa yang harus dilakukan tiap bulannya.

Saya tahu sebenarnya orang tua kesulitan untuk membagi biaya hidup anak-anaknya. Saya masih mempunyai seorang kakak perempuan yang kuliah di Fikom Unpad, dan satu lagi bidan muda yang belum bekerja, sementara kakak laki-laki saya meskipun sudah tidak ditanggung oleh orang tua saya tapi dia sering kesulitan uang, dan terakhir adik perempuan saya yang tahun ini masuk SMA.
Keadaan kami yang yatim terkadang membuat kami tertekan dalam masalah keuangan. Ibu yang gajinya hanya cukup untuk biaya hidup harus kelelahan mencari biaya pendidikan. Itulah kenapa di tahun depan saya mempunyai niatan untuk freelance, namun ketika ada tawaran beasiswa seperti ini saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Dalam mengajukan beasiswa, satu-satunya kendala saya adalah IP. Berbeda dengan dulu ketika beasiswa selalu ada tiap tahun untuk saya, itu karena prestasi saya cemerlang. Sekarang, saya merasa ada di persimpangan yang membuat IP saya jatuh, namun saya masih punya prestasi lain, seperti mengikuti 9 antologi buku dalam waktu satu tahun ini dan menjadi pembicara seminar kepenulisan di beberapa tempat.
Saya tahu Indeks Prestasi adalah tolak ukur berhasil atau tidaknya seseorang, bukan hanya berhasil menguasai materi, namun juga berhasil mengalahkan ego, beban psikologis, rasa bosan, rasa malas, dan yang bisa mengatasinya adalah seorang pemenang. Maka saat ini saya juga sedang mengendalikan diri agar lebih fokus pada ilmu keperawatan dan menaikkan IP saya.
Semoga Allah tetap memberkahi setiap langkah kita.

Sarah Nurul Khotimah
Jatinangor, 20 April 2011
Continue reading Memilih Jurusan dan Masa Depan

16 April 2011

, ,

Belajar Feminisme (Lagi) Gara-Gara Panelis

Cerita ini dimulai ketika saya bertemu dua ukhti-ukhti (mutsanna apa jamak tuh?). Mereka berdua mempromosikan acara Keputrian DKM Unpad yang bertemakan 'TKW-ku Sayang TKW-ku malang; TKW Antara Pahlawan Devisa dan Korban Komoditas'.

Menarik. Tapi saya tidak tertarik, jadi gimana dong? Hanna sudah melirik-lirik ke arah saya yang melihat pamflet dengan hambar, "Ikutan yuk, Sar!"
Aku mengerutkan kening, "Ngeri ah."
"Lho kenapa?"
"Kalau setelah ikutan acara ini tiba-tiba aku berambisi untuk berubah jadi cowok gimana?"
Ha? Jiwa feminisku memang lemah.

Tapi saya menolak mengikuti acara itu karena memang hari Sabtu ini saya harus ke Kalipah Apo untuk rapat acara Kibar (Kilas Balik Perjuangan Mahasiswa) dari mahasiswa Persatuan Islam. Harus ikut, sudah dua kali bolos rapat tuh, parah banget kalau mau terus absen. Saya juga sudah ambil ancang-ancang untuk ijin acara internal BEM Kema yang diadakan SDMK sabtu ini, acaranya masak-masak gitu, seru-seruan, tapi sesuai dengan pratinjau Raker maka awak Kominfo pasti pada dikit banget personilnya.

Pada akhirnya, sepertinya besok saya tidak ikut lagi rapat panitia Kibar dan tidak pula ikut acaranya SDMK. Why?

"Sar, Sabtu ini ada acara SDMK kan di BEM?" Tanya Teh Dika di pertigaan Jl. Sayang.
Saya langsung kikuk, berpikir keras apa jangan-jangan Teh Dika tahu kalau saya hendak ijin untuk bolos.
"Itu yang acara Sigap Heart to Heart." Tambahnya meyakinkan.
Aku sih sebenarnya sudah yakin, yakin ga hadir gitu, Tapi ...
"Kamu ijin saja ya ke Fae buat ga ikut ... (hehe Teh Dika tahu aja saya mau ijin) ... jadi kamu nambahin buat jadi panelis di acara DKM Unpad ... (what?) ... soalnya mereka minta 10 orang dari BEM dan sekarang baru ada 3 orang ... (aku diitung tujuh aja gitu :D) ... sambil liputan juga kan, Sar ... (gubrak, double job pula)."

Saya tersenyum dengan penuh keraguan, "Panelis, Teh?"
"Iya, kamu pasti bisa lah ..." Teh Dika menepuk bahuku, "Kan seneng baca, sudah punya vokal buat ngomong nanti."
Jiaah, vokal grup ala kaskus ujian aku punya, Teh, heheheee.

So?
Seru kali ya jadi Panelis, meski saya belum pernah jadi panelis dan ga tahu kerjaan panelis tuh ngapain. Haha, harus jungkir balik Jatinangor-DU saja kali ya kalau nanti disana tegang. Yang penting malam ini saya harus baca semua artikel mengenai TKW dan petuah-petuah dari Teh Kantry yang sangat menumpuk.

Qadarullah, kakakku tercinta adalah eks Ketua Keputrian BKI jadi di rak bukunya banyak buku mengenai perempuan. Tapi nggak mungkin saya baca cuma dalam semalam juga, ya.

Perempuan? Wanita?
Umh, saya tidak terlalu tahu mengenai ke-TKW-an, tapi untuk masalah feminisme? Jreng ... jreng ... jreng ... rasanya akhir-akhir ini saya banyak sekali mengikuti kajian bertema feminisme. Kalau di Keputrian Quwwatul Azzam sudah pasti ya kajiannya perihal cewek semua, lalu di FLP Bandung ketika pertama kali saya ikut, yang dibahas adalah buku 'Perempuan di Titik Nol', beuh tuh novel pengen saya telen aja saking mengobrak-abrik pemikiran kritis mengenai perempuan. Beberapa bekal yang saya ambil dari kajian FLP Bandung itu:


"Tubuh yang paling murah adalah tubuh seorang istri, maka saya lebih memilih untuk menjadi seorang pelacur yang cerdas daripada menjadi seorang istri yang dibodohi."

Apa banget kan bacanya, saya memang tipe manusia yang labil, ga boleh dicekokin doktrin jika tanpa filter. Sepulangnya dari kajian FLP Bandung saya membekali kedunguan saya ini dengan sebuah kalimat bodoh.


"Ketika seorang suami keluar rumah, maka dia berhak melirik wanita lain untuk dijadikan istri (kedua, ketiga, dst). Dan ketika hal itu terjadi, seorang istri yang menantinya di rumah berkewajiban menjaga dirinya dari lirikan laki-laki lain."

Hmm, saya tidak menuntut masalah poligami, semua orang juga tahu saya ini penganut pro poligami. Kita juga bukan sedang membicarakan masalah hak dan kewajiban, juga bukan mengkritisi hukum islam. Tapi saya jadi merasa betapa tingginya kemungkinan seorang laki-laki menjadi egois pada pasangannya.

Lain lagi di kajian PP Himi Persis yang berlangsung di Kalipah Apo itu. Apa cobaaaa ... pematerinya kabur sebelum ada sesi tanya jawab, padahal aula tengah memanas dengan doktrin-doktrin beliau yang mengganas. Beliau adalah tokoh feminisme lulusan London yang sudah S3. Widiiih, saya saja masuk kuliah S1 harus dibujuk keluarga dulu.

Beliau sangat menyayangakn pemikiran kami yang lurus-lurus saja mengenai disparitas antara kaum Adam dan kaum Hawa. Bahkan beliau mengoceh tentang tafsir dari Kitab Ibnu Katsir saat membahas mengenai penciptaan Hawa.

"Kalian selalu menafsirkan ayat al-quran dari Ibnu Katsir kan?"
Kami memperhatikan pola bicaranya yang penuh penekanan.

"Ibnu Katsir itu siapa? Dia manusia? Jadi dia juga bisa saja salah, kan? Kalian harus bisa mengkritisi sendiri isi Ibnu Katsir itu?" Celotehnya.

Nah loh, saya juga manusia yang bisa salah kan, dan dia juga manusia yang bisa salah. Kalau semua mengacu pada asumsi bahwa semua manusia bisa salah, maka ilmu siapa yang mau diambil? Toh Ibnu Katsir juga dipercaya tafsirannya dengan beberapa pertimbangan dari ulama-ulama terverifikasi. Apa ulama itu juga salah? Kalau semuanya salah, masa kamu doang yang bener? Daftar jadi malaikat sejak kapan?

Hehe sepertinya tulisan saya sudah menyimpang dari judul, sori dori kogoro mori, nih, kelewat semangat euy.

Huft, baiklah.

Untuk besok, saya harus siap jadi panelis. Tanpa wajah pucat, jadi nggak boleh begadang. Besok juga ada Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Oh iya, selain saya dan rengrengan BEM Kema, ada juga panelis dari organisasi lain semisal BKLDK Jabar, HMI, dan  MHTI. Ya sudah lah ya, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Yang nggak kebayang itu kalau sampai media pada datang kayak pas acara Logika KPK. Huft, bisa banjir keringat di tengah aula ber-AC.

Haduuh ... Mules dari sekarang.
Continue reading Belajar Feminisme (Lagi) Gara-Gara Panelis

11 April 2011

,

Tragedi Ujian Siang Tadi


Memasuki UTS, aku diminta untuk mempublikasikan ucapan selamat UTS. Hwidih, UTS aja harus selamat kan. Parahnya, kemalalasan aku sedang memanja ria. Jadi BEM Kema ketinggalan dalam hal ucap mengucap keselamatan itu. Kalah dengan ucapan teman-teman Padjadjaran Intellectual Research dan BPM Kema yang berbunyi;

Selamat Ber-UTS Ria!!!
Yuk terus belajar dan berdoa di Ujian Tengah Semester ini..!!
UTS..?? Ujian Tak Susah
UTS..?? Untuk Terus Senyum
UTS..?? Usaha Tenang dan Sukses
UTS..?? Ujian Tetap Semangat!!
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. Jangan menyerah!!! Menyerah berarti menunda masa senang di masa datang (Imam Syafii).
Continue reading Tragedi Ujian Siang Tadi

09 April 2011

Jangan Mau Jadi ‘Mujahid Cicak’


(Tulisan ini dibuat saat mengikuti Kaderisasi Hima/Himi Persis di Riung Bandung)
Sarah Nurul Khotimah Fkep Unpad ‘10

            Persis itu kaku. Begitu opini yang selalu saya dapat dari selentingan obrolan, sahabat, dan masyarakat. Jika benar begitu, sesuai dengan tipe kepribadian Hippocrates-Galenus barangkali aktivis-aktivis Persis dominan dengan empedu hitam sehingga mempunyai tipe kepribadian melankolis. Namun, terlepas dari desas-desus itu saya sendiri selalu memperhatikan beberapa karakteristik yang ada pada teman-teman seperjuangan saya yang juga saya temukan pada diri saya sendiri.
Karakteristik ini saya analogikan dengan cicak yang melekat di dinding dan saya paparkan beberapa kesalahan mujahid cicak. Saya mengatakannya sebagai mujahid,  bukan aktivis, sesuai dengan apa yang disampaiakan dari acara Silakpi mengenai rentang disparitas antara aktivis dan mujahid.
Cicak-cicak di dinding
Diam diam  merayap
Continue reading Jangan Mau Jadi ‘Mujahid Cicak’
,

Totalitas dan Pengoptimalan Diri untuk Menjadi Keluarga Mahasiswa yang Berkualitas



 (Tulisan ini dikirimkan saat mendaftarkan diri menjadi pengurus BEM Kema Kabinet Sigap)
 
Sarah Nurul Khotimah 220110100134
Fakultas Keperawatan 2010

Menjadi pengurus BEM?
Bagi sebagian mahasiswa apatis mungkin merasa heran melihat sekumpulan orang berbondong-bondong berkontribusi untuk BEM. Berkumpul untuk membahas proker-proker yang harus disepakati bersama. Menjalankan kegiatan yang tidak sedikit menguras keringat.
Continue reading Totalitas dan Pengoptimalan Diri untuk Menjadi Keluarga Mahasiswa yang Berkualitas

Kenangan Kabah @Riung Bandung



Tanggal 11 Februari menuju 12 Februari 2011…
“Apa Persis menganggap kamu kader Persis?” Teriaknya penuh penekanan dengan mimik optimis bahwa kali ini saya akan menyerah untuk menjawab.
Kok rasanya saya lagi ditanya, “apa orangtua kamu menganggap kamu anak mereka?Nyeredet hate kitu. Jangan-jangan orangtua saya mengasuh saya hanya karena kagok dikasih saya sebagai anak mereka. Malam sebelumnya saya memang memakai kalimat, ‘saya merasa tersesat di Persis, karena kecintaan saya pada ilmu matematika dan IPA dileburkan oleh Persis dengan memberi tinta merah di nilai Fisika’, tapi saya melanjutkannya dengan, ‘saya tersesat di tempat yang tepat.’
Continue reading Kenangan Kabah @Riung Bandung
,

Paradigma Sastra Keperawatan


            “Materi kuliah apa nih?”
“Fundamental of Nursing.”
“Oh,” Aku duduk di pojok belakang. Aku lebih suka tempat duduk yang strategis di  belakang untuk menulis sebuah karya fiksi.
          Ya, aku adalah Si Sastra Gila. Pecinta sastra yang ditodong keluarga untuk masuk Fakultas Keperawatan.
          Bla… Bla… Bla…
          Seperti biasa lecture kali ini penuh dengan teori, karena kami baru semester satu maka yang dipelajari hanyalah pendekatan terhadap ilmu keperawatan. Baguslah, ada waktu agar pikiranku tetap menerawang jauh dari dunia keperawatan.
Continue reading Paradigma Sastra Keperawatan

Ceritanya Kang Ujrot dan Neng Bahrul



Let’s read our story...
Kita dipertemukan di Cicalengka, kita sepupuan. Ibuku dan ibunya ditakdirkan seibu & seayah.. Ibu dia lebih tua dan ibu saya lebih cantik, dan saya lebih cantik dari mereka berdua, tapi mereka berdua lebih mulia dari saya.
Dia adalah Kang Ujrot, lengkapnya Ujrot Tahu Gejrot! Panggilan khusus dari saya ‘Apaji'. Hingga catatan ini saya catat saya masih memanggilnya begitu. Dan saya, ya saya. Neng Bahrul kalo dalam catatan ini. Banyak panggilan bertebaran dari nama Nurul yang saya sandang tanpa pangan dan papan ini, mulai dari Yuyuy, Kuyuy, Unun, Nunul, Jenul, dan panggilan manyun lainnya. Tapi si Ujrot ini menyebut saya Bahrul.
Continue reading Ceritanya Kang Ujrot dan Neng Bahrul

Believeable itu Seleksi Alam


Ada satu lentera bagi wisata mimpi saya, yaitu, “Kritis Berpikir, Gesit Menulis, dan Aktif Berbicara”, dan saya kerucutkan menjadi “Kritis, Kreatif, dan Komunikatif”. Jika ketiga hal itu berdisfungsi, berarti ada kelainan dalam saraf motivasi dan spirit saya. Dan imbasnya adalah saya selalu terjebak menjadi sosok yang dipercaya, seperti menjadi ketua kelompok kecil saat mabim dan mentoring, sampai kepercayaan lebih besar yang tidak diduga, atau dengan kata lain ‘menjadi nomor satu’ tanpa sadar. Ini ambisi saya? Bukan! Saya ingin melakukan apa yang saya cintai, saya tidak segan-segan menolak menjadi ketua jika saya memang tidak merasa ada feel, seperti yang saya lakukan saat pengkaderan di Riung Bandung. Ada kisah lain mengenai sentilan ini.
Continue reading Believeable itu Seleksi Alam

Lima Hari Ga Ngeblog

Ada apa dengan lima hari ga ngeblog?
Sebelumnya bahkan saya sudah berbulan-bulan ga ngeblog, mau apa? nulis apa? dibaca siapa? Saya paling tidak suka jika harus ngopas kalau nulis, toh tulisan yang saya kopas adalah tulisan manusia. Kalau dia bisa nulis kenapa kita tidak? Toh jadinya saya antipati dengan orang yang kalau ngeblog kerjaannya kopas dari artikel lain. Hah, kalau tidak mampu membuat artikel ya belajar dulu lah yang bener.
Continue reading Lima Hari Ga Ngeblog

05 April 2011

,

Paradoksnya Hobi Sama Profesi

Pagi ini saya belajar Trauma Thoraks sama Pak Cecep. Serem, kita disuguhi video peperangan di Iran, intinya di video itu diperlihatkan pertolongan emergensi terhadap korban perang (medisnya tentang apa aku kaga tau). Tapi yang bikin lucu sampe aku tertarik bikin tulisan ini tuh bukan itu tapi celetukan Pak Cecep mengenai 'polisi' soalnya beliau menambahkan, "Tapi bukan polisi yang joged India itu."
Continue reading Paradoksnya Hobi Sama Profesi

04 April 2011

,

Wajah Pucat Hari Ini (5 April 2011)

Ah, mau menuh2in blog deh kayanya. On d'spot nulis apa yang mau ditulis, bukan karena saya seorang penulis atau pemilik laptop yang bisa internetan (ah ga penting dah). Oh iya, ngomong2 tentang penulis kemarin ketika Radep HRD dan Ukhuwah saya dipanggil penulis sama Kabid Ukhuwah (cikiciw), dia bilang gini, "Kalau tidak salah anak HRD ada yang jadi penulis ya?". Sontak pada ngeliatin aku kan (emang aku buron?), well okelah imej saya di kampus sudah dicap sebagai seorang penulis. So, ga wajar deh kalo ni blog kosong2 aja.

Continue reading Wajah Pucat Hari Ini (5 April 2011)