09 April 2011

_Seni Pertunjukan_


(Tulisan ini dibuat saat penerimaan anggota baru teater lakon)


            Tidak semua seni mampu diapresiasi oleh berbagai pihak, baik itu di kalangan para pecinta seni maupun yang awam terhadap dunia seni. Dilihat dari hal tersebut, timbul pemikiran perspektif bahwa seni adalah hal yang langka diminati oleh khalayak. Hal tersebut memang dapat timbul jika masyarakat tersebut terlalu menilai seni dengan bobot yang berat, karena terkadang seni tersebut dianggap rumit meski menakjubkan, ada pula yang menganggap seni hanyalah sekedar seni yang dapat kita temui sehari-hari, bernyanyi meski hanya senandung kecil itu dianggap seni, mencorat-coret hingga menjadikannya sebuah gambar itu dianggap seni, dan menari lagu apapun itu dianggap seni. Namun, pada hakikatnya seni adalah hobi, seni adalah cita-cita, dan seni adalah profesi, hingga julukan ‘para pecinta seni’ atau ‘ahli seni’ menjadi suatu gelar yang hanya mampu didapat oleh individu tertentu.
            Siapa masyarakat yang ingin melewatkan sebuah pertunjukan? Dalam keseharian dengan berbagai ragam aktifitas, seni menyuguhkan sebuah oase tersendiri karena seni itu hidup dan mampu menghidupkan. Seni apapun itu, pertunjukan seni lukis, pertunjukan seni tari, pertunjukan seni teater, akan mampu hadir melingkupi setiap orang. Dan tak perlu memiliki latar seorang seniman untuk menikmati sebuah seni. Karena seni hadir untuk pembelajaran bukan untuk dipelajari. Sehingga, masyarakat seni bukan hanya mereka para pecinta seni karena semua masyarakat adalah objek seni itu sendiri.
            Oleh karena hal tersebut, dapat dikatakan bahwa seni pertunjukan adalah wujud dari pengolahan seni yang siap untuk dikonsumsi oleh masyarakat seni dalam bentuk visual. Seni pertunjukan, hanya salah satu dari cabang ilmu seni yang mampu menghadirkan keunikan dalam setiap akses kehidupan nyata. Karena yang disajikan dari suatu seni adalah kehidupan yang dikemas dengan sisi lain yang mampu dilihat dari sudut pandang mereka yang membuat sebuah seni pertunjukan. Mereka yang mempelajari kehidupan untuk pengabdian seni, dan mereka yang mencintai seni.
            Pada akhirnya, seni pertunjukan, sebuah memosis dunia yang dirangkum menjadi sebuah karya seni adalah pekerjaan hati. Karena seni itu jiwa, dan karena seni itu jasad. Karena seni terlahir dari hati, dan karena hati bisa melahirkan seni.

0 Comments:

Post a Comment

Jika tidak memiliki akun di google, wordpress, dan yang lainnya, bisa menggunakan anonymous.