Gedung Pendidikan RSHS
Jumat, 1 November 2013
07.00-14.00
Perjalanan …
Pagi itu saya janjian dengan Wasilah, Ketua BEM Fkep Unpad
2013, untuk pergi angkat janji CCSA jam tujuh pagi di Eyckman. Wasil berangkat
dari rumahnya di Rancaekek, saya berangkat dari kosan di Jatinangor. Jam lima
pagi saya sudah selesai mandi dan langsung pergi ke Cileunyi, menunggu Wasil.
Jam setengah enam Wasil ngasih tahu kalau dia sedang janjian dulu dengan
temannya Sinta untuk membawakan name tag Sinta dan Tsaalits yang tertinggal di
Rancaekek sementara mereka berdua sendiri sudah di Bandung. Akhirnya saya
menunggu Wasil dan itu berasa lamaaaaaaa banget.
Entah apa yang terjadi, mereka salah janjian tempat atau bagaimana,
intinya mereka baru bertemu jam enam pagi dan saya baru bertemu Wasil jam 06.10
WIB.
06.15: Tegang, tentu saja. Senior kita teh Suci, telat
angkat janji 20 menit karena sakit lalu dia tidak boleh ikut CCSA tahun kemarin
dan harus mengulang tahun ini. Dosen CCSA, Bu Bella pun sudah mewanti-wanti
kita agar jangan terlambat angkat janji apapun alasannya. Dan membayangkan
jalanan Bandung yang macet di pagi hari itu …. Hahh.
06.20: Pagi itu Wasil ngebut sengebut-ngebutnya, saya baru
sadar kalau ternyata Wasil bisa juga ngebut seperti itu karena selama ini
biasanya dia menjalankan motor dengan santai. Saya yang pagi itu perutnya baru
terisi susu ultra langsung dungdeng dan serasa mau terbang.
06.30: Jam setengah tujuh kita masih di Ujung Berung dan itu
pun dengan jalanan yang tersendat-sendat. Saya langsung menghubungi Nabila dan
Asri untuk mengkonfirmasi kalau kita masih di perjalanan. Horor.
06.40: Bangga juga sama Wasil, diantara pressure
khawatir kesiangan dan sedang membonceng saya, dia masih bisa ngebut dengan sadar.
Berkali-kali Wasil mengatakan kalau memang rezekinya CCSA tahun ini, insya
Allah bisa sampai tepat waktu. Dan berkali-kali saya memberi sugesti kepada
diri sendiri ‘tenang, ada Allah. tenang saja.’
Sehari sebelumnya saya baru mengantarkan jenazah teman saya
ke Subang, beliau meninggal ketika naik motor di Panyileukan, lalu pagi itu
saya malah langsung kebut-ngebutan. Terbayang hal-hal terburuk yang mungkin
bisa terjadi, salah satunya ditilang polisi dan perjalanan semakin lama. Kita
nggak ada waktu buat ditilang polisi, salah belok, jatuh dari motor, kesenggol,
ngedengerin omelan tukang angkot, habis bensin, apapun. Tapi pagi itu perasaan
saya penuh dengan rasa percaya bahwa kita akan selamat dan tepat waktu sampai
di Eyckman.
Jam 06.50: Akhirnya saya melihat jalan layang. Sebelumnya
kita sempat tersendat lamaaaa dengan motor yang membanjiri jalanan, entah jalan
apa namanya. Ketika itu penunjuk waktu diantara arloji Wasil, ponsel Wasil, dan
ponsel saya berbeda. Ada yang menunjukan jam 7 tepat, jam 7 lebih, ada yang jam
7 kurang 2 menit. Saya langsung menghubungi Hanna dan menanyakan keadaan
disana, dia bilang Bu Bela belum datang dan anak-anak masih foto-foto.
Syukurlah.
Jam 06.55: Perjalanan lancar selancar-lancarnya. Kita
memasuki Jl. Prof. Eyckman yang saat itu sedang diperbaiki sehingga kecepatan
Wasil yang masih ekstra membuat kita terguncang-guncang dengan keras. Dinny
menelepon tepat saat kita mau masuk gerbang Gedung Pendidikan, ketika Wasil
menanyakan siapa yang menelepon hampiiiir saja kita menabrak trotoar sampai
Wasil harus spontan membelokan motornya dan saya oleng karena fokus ke telepon.
Tapi kita sampai di parkiran dengan selamat, bertemu dengan Tian yang pagi itu
juga hampir kesiangan.
06.58: Kita tertawa puas di parkiran. Menertawakan perjalanan
pagi itu. Berlari-lari menuju lantai 6 dan bergabung dengan teman-teman
lainnya. Sebagian dari mereka yang tahu kalau kita hampir kesiangan memeluk
saya dan bersyukur saya sudah datang tepat sebelum kita diminta masuk ruangan.
Bahkan Sinta sampai minta maaf karena merasa bersalah.
Tenang, ada Allah.
Angkat Janji …
MC :
Chika 2011
Pembaca Ayat Suci Al Quran :
M. Zaenudin Wasilah
Pembaca Janji :
Agustian Barkah Juanda
Wakil Penanda Tangan :
Dina Sonya dan Aditya Bayu Kusuma
Sambutan :
Kusman Ibrahim, Ph.D dan Direktur RSHS Bagian SDM
Pembaca Doa :
Rossi Akbar
Ada sepuluh janji yang kita ucapkan, diantaranya akan
menghormati pembimbing, CI, perawat ruangan, pasien, dll, akan menjaga
kerahasiaan pasien, akan menyelesaikan pendidikan dengan sebaik-baiknya, akan
taat peraturan instansi tempat praktek, dan sebagainya. Pak direktur, yang juga
dokter spesialis ortopedik, menyampaikan tentang pentingnya pendidikan tinggi
dalam profesi keperawatan, bahkan menjadi seorang spesialis keperawatan. Beliau
juga menjelaskan mengenai RSHS secara umum dan meminta maaf karena direktur
utama berhalangan untuk hadir. Angkat janji tersebut selesai sekitar jam 10 dan
ditutup dengan lagu Oleh-oleh Bandung oleh PSM Fkep Unpad.
Selesai angkat janji saya baru sadar bahwa ada satu orang di
angkatan kita yang tidak hadir hari itu, Brigita Puspa Juwita, katanya dia
tidak diizinkan mengikuti CCSA karena dia tidak mengikuti ujian pra-CCSA, padahal
dia tidak ikut ujian karena sedang sakit dan sudah memberikan surat sakit tapi
dia tetap harus mengulang tahun depan. Horor ya.
Orientasi …
Ada tiga materi yang disampaikan hari itu, tentang Standar
Akreditasi Internasional, Profil RSHS, dan Universal Precaution. Kita diajarkan
cara komunikasi efektif ke pasien, cuci tangan yang sudah berubah jadi 6
langkah, penyakit-penyakit yang bisa menularkan infeksi, sejarah RSHS yang dulu
bernama Rumah Sakit Rancabadak dan informasi bahwa RSHS adalah pusat rujukan
se-Jawa Barat dan yang bisa dirujuk kesana pun hanya yang tingkat keparahannya
sudah di grade 3-5. Dari 3000 perawat yang tersedia, RSHS rata-rata menerima
pasien 25.000 orang per hari. Huoooooohhh.
Setelah istirahat untuk sholat zuhur dan sholat jumat untuk
laki-laki, kita diajak berkeliling ruangan. Hanya sedikit ruangan yang kami
kunjungi karena keadaan RSHS yang penuh orang berlalu lalang dan RSHS yang
luuaaaaaass banget. Saya pernah bermalam di RSHS ketika sepupu saya, Teh Yomi,
dirawat di ruang HCU Kemuning karena komplikasi persalinan. Pertama kali ke
RSHS pun ketika SMP, menengok senior yang kecelakaan motor dan diamputasi. Dan
saya sering sekali tersesat di RSHS.
Orientasi selesai sekitar jam 2, lalu kita foto angkatan dan
haha hihi dulu. Tegang sekaligus excited menjalani mata kuliah ini.
Sepulangnya dari RSHS, saya langsung menuju Jl.
Singaperbangsa untuk mengikuti kunjungan ke D3 MIPA dan pulangnya dijemput oleh
Dhya, sahabat saya yang tinggal di Katapang. Menikmati perjalanan dan
kehidupan.
0 Comments:
Post a Comment
Jika tidak memiliki akun di google, wordpress, dan yang lainnya, bisa menggunakan anonymous.