16 November 2013

,

[Spasi] Pemilihan Judul

Saya memulai novel Gais-Sasi sejak tahun 2011. Selama 3 tahun nge-BEM, selama itu pula proyek ini terbengkalai. Ketika itu tokoh utamanya masih Gais dan Mia, ditambah tokoh pelengkap Wishu, Ken, dan Intan. Setelah saya ada masalah dengan Wishu dan Intan, teman saya yang kuliah di UPI, maka di akhir tahun 2012 nama tokoh saya ganti jadi Gais dan Sasi dengan tokoh pelengkap Mia, Regi, dan Arga.

Awalnya judul novel ini adalah Nersauthor. Akhir tahun 2011, saya ganti jadi Bintang Timur dan Sihir Hujan. Akhir tahun 2012 saya memulai lagi proyek ini dari nol. Lalu tiba-tiba saya masuk BEM lagi, proyek ini jadi tersendat. Tapi di pertengahan 2013, ketika saya KKN dan istirahat sebentar dari BEM, saya mulai menyelesaikan proyek ini. Dan saya baru sadar, judul Bintang Timur dan Sihir Hujan ini terlalu aneh.

Akhirnya ketika saya memandag laptop keyboard sambil memikirkan judul yang pas, saya menemukan tombol Spasi. Lalu saya menulis, "Kamu dan bintang memiliki jarak yang sangat jauh. Maka, jika kamu menyimpan mimpimu setinggi bintang, kamu harus terus bergerak untuk mencapainya."

Bintang itu terletak di luar angkasa. Saya jadi ingat salah satu bab di novel ini yang saya beri nama 'Another story from space'. Ya, mimpi kita ada di bintang, mimpi kita ada di luar angkasa (space), kita dan mimpi memiliki jarak yang sangat jauh. Dan tanpa pikir panjang saya memberi proyek novel ini dengan judul 'Spasi'.

Beberapa kutipan yang membicarakan 'Spasi'.

Dialog Gais dan Arga:



“Oh ya, Ga. Aku mau tanya, kamu tahu nggak kenapa tombol spasi di keyboard laptop menjadi satu-satunya tombol yang tidak diberi label?”
“Emh, emang iya ya? Aku tidak terlalu memperhatikan.” Arga balik bertanya. “Menurutmu kenapa?"
“Menurutku?” Gais berseru girang, semangat untuk menjelaskan hipotesisnya. “Karena … kamu tahu kan spasi dalam bahasa inggris adalah space. Dan space juga bisa diartikan luar angkasa. Jadi, sebenarnya mereka yang tahu rahasia spasi tidak ingin membiasakan mata manusia dengan tulisan dan tombol itu.”
“Rahasia spasi?”
“Bahwa tombol spasi adalah tombol penghubung kita dengan makhluk ekstraterestial.”
“Caranya?”
“Memencetnya di keyboard yang tepat, waktu yang tepat, tempat yang tepat, dan oleh orang yang tepat.” Gais tergelak seketika, menyukai ekspresi Arga ketika menyadari bahwa hal yang tadinya dia kira serius merupakan lelucon dari Gais.




Dialog Gais dan Regi:
“Re, lo tahu nggak kenapa spasi di tombol keyboard laptop menjadi satu-satunya tombol yang tidak diberi label tapi sering dipakai ketika mengetik. Spasi juga satu-satunya tombol yang bentuknya beda dari yang lain.”
“Itu kamu tahu jawabannya.”
“Maksudnya?”
“Kamu tanya 'kenapa' tapi sebenarnya kamu bukan sedang mencari jawaban. Karena jawaban apapun yang keluar nanti, kamu sebenarnya sudah punya jawaban sendiri.
Gais menerawang. “Karena spasi itu tidak haus popularitas. Dia tidak perlu dikenal meskipun dibutuhkan setiap saat. Dan … spasi itu unik, beda dari yang lain tapi tetap bersatu menjadi bagian dari keyboard. Itu yang aku pikirkan.” 

0 Comments:

Post a Comment

Jika tidak memiliki akun di google, wordpress, dan yang lainnya, bisa menggunakan anonymous.