20 April 2014

Randomly Random ...

Inilah kenapa saya memisahkan postingan tumblr dan blogspot. Karena saya butuh tempat khusus untuk ciprat-ciprat nggak penting secara online. Pengalaman, setelah laptop saya punah maka tulisan-tulisan saya pun ikut punah. sad :'(

Tadi siang saya sampai di kosan jam 2. Cek media sosial. Nggak ada yang aneh.

Jalan-jalan di Tisera Jatos. Ketemu Teh Alfi. Nggak saya sapa karena saya lagi pake celana jeans. Nanti saya diceramahin dulu geura. Kabur ...

Jalan-jalan ke toko buku aldy. Ketemu Fikri.

"Nyari buku apa, Teh?"

"Nyari buku yang layak dibaca."

Hampir sejam menelusuri judul-judul buku di aldy. Belinya cuma satu buku. Pulangnya beli nasi sama ayam.

Ng ~

Makan. Mandi. Buka laptop. Streaming TV online. Nonton The Legend of Zorro di Trans TV. Di-WA admin ODOJ. Oh iya, belum tilawah. Buka al-quran ... Rrrrh ...

Ngapain lagi ya ... Oh iya, cek artikel MJW.

Baca ... baca ... baca ... oke, lumayan. Emh, beli buku MJW-nya dimana ya. Oke, besok atau lusa harus ke Mizan. Cek dompet, kalau beli buku lagi kayaknya uangnya nggak akan cukup buat makan minggu ini. Garuk jidat.

Close artikel. Ngapain lagi ya ... Nge-Medsos ah. Nge-tweet, balas mention, komentar status orang ... Ah, posting di Rumah Baca AsmaNadia Nagreg, ah ... invite orang-orang buat like page-nya.

Nge-medsos mulu. Bosen. Buka quran lagi. Nanti Mabit ditalar ayat yang mana ya. SMS temen. Nggak dibales.

Ah, blogging ah. Nulis di Tumblr. Share ... share ... share ...

Garuk-garuk keyboard. Oh iya, kan besok UTS Civic. Download materi. Baca, baca, baca. Bosen baca materinya, besok subuh aja ah pas lagi fresh -_-"

Buka-buka agenda. Oh iya, ada lomba artikel keperawatan. Searching tentang perawat holistik buat bahan artikel. Baca sebentar. Ah, nggak mood ... malah sakit kepala.

Buka lagi agenda ... novel Baduy mau kapan ini dimulainya? Aduh ... nggak fokus.

Penelitian minggu depan aja deh. Aduh lapar ... ngemil makanan. Kriuk, kriuk, kriuk.

Cek whatsapp. Respon curhatan Aqo. "Harusnya kamu lebih mengenal diri kamu. Mind, soul, spirit. Orang lain itu penonton. Komentarnya pasti relatif."

Nge-WA Riri, ngajak nengokin ibunya Jhovy. Jhovy-nya nggak negbales WA. Simpen hape. Balik lagi ke laptop.

Ngapain ya ...

Tok, tok, tok ... Hanna pulang. Minta dicek ppt buat seminar besok. Saya masih ngemil. Sambil nonton Trans 7.

Ini padahal kerjaan banyak, tapi kenapa masih 'ngapain ya, ngapain ya' aja. Ari Sarah ... heuh -_-"
Continue reading Randomly Random ...

Wish of 22's Birthday


"Met milad Ateu Jenul ... Moga berkah, panjang umur, sehat terus, lancar skripsina, lulus dan wisuda tahun ini." Fitri Nurwulan - Kakak ke-3.

"Amiiiin.. Met milad Ateu." Ricky Rudiyanto - Suami Kakak ke-3.

"Aamiin. Happy milad Bi Unun. Tambahan plus ketemu jodohna hehe." Rahmi Nurfadhilah - Kakak ke-4.

"Aamiin ya robbal alamaiin. Udah diwakili doanya semua.. Moga tambah sholihah lagi ya.. :* #bighug Afiya-Sabiq." Dwi Nurul Hasanah - Istri Kakak ke-2.

"Nul solehah ... Selamat milad ... Ka 22 nya ... Teteh tos aya Alfi 22 teh :) ... Tos aya nu serius can? Sareng saha ayeuna teh?" Nenden Nurwati - Kakak ke-1. Pertanyaan yang saya jawab dengan 'acaaaan ehehe'.

"Hari ini mengulang 17 April ya. Semoga menjadi titik untuk lebih baik. Aamiin. Makin dewasa, dimudahkan skripsinya, makin barokah ya umurnya :*." Erna Tresnawati - Kakak Sepupu Kesayangan.

"Happy birthday girls. Hope you became a real nurse. Happy skripsi. Calon kakak iparnya manaaaaaaaa :p :p." Diah Rodiyah Juhara - Adik. Disampaikan di Whatsapp.

"Cieee yang 22 tahunan. Kata Mamah harus sudah punya calon. Hayoo siapa yang mau jadi kakak ipar ane yaaaa." Diah Rodiyah Juhara - Adik. Disampaikan di Facebook. Yang membuat komentar heboh dan panjang.

"Kak, selamat ulang tahun ya. Skripsinya lancar. Sidang skripsinya lancar. Jodohnya lancar. Rejekinya lancar. Dana sepuluhpersen nya juga semoga cepat cair! Aamiin :D." Diah Rodiyah Juhara - Adik. Disampaikan di ask.fm.

"Wilujeng tepang taun nya Sarah. Mugia dipaparin naon-naon anu janten harapan. Dipaparin nu terbaik ti Gusti. Barakallahu fi umurik :). Hayu maen." Abdul Qodir Zailani - Sahabat.

"Teh Sarah, wihihih nggak kerasa udah Ultah lagi *loh. Semoga semakin dekat dengan jodohnya, semakin hebat, semakin berkarya, semakin disayang sama jodohnya *emang udah ketemu* hahaha. Yang terbaik aamiin. Happy birthday, Teh." Elvira Juwita Saraswati - Rekan di Organisasi.

"Saraaah, ulang tahun nih. Selamat ulang tahun ya." Hanifah - Rekan di Organisasi, Teman se-KKN.

dan beberapa ucapan di grup whatsapp Protagonis yang baru saya baca malamnya.
Continue reading Wish of 22's Birthday

17 April 2014

Tersesat ...

Malam ini saya sudah menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas. Saya juga tidak perlu merevisi skripsi karena sudah diizinkan penelitian. "Sekarang kamu penelitian, kamu datang lagi ke saya Bab 1 - Bab 5 sudah selsai, sampai abstrak dan persembahannya. Baru saya revisi kalau ada yang salah." Begitu kata Pak Iyus.

Karena weekend ini sedikit terbebas dari tanggung jawab pikiran akademik, maka saya hendak mengizinkan pikiran saya untuk berimajinasi. Untuk memulai tulisan fiksi. Maka saya memasuki pintu labirin imajinasi itu dan bercengkrama dengan apa yang ada pada setiap sudut pikiran saya.

Tidak mudah menjaga pikiran tetap waras saat pikiran tersebut harus bertransportasi dalam waktu bersamaan. Paruh-paruh yang terbagi antara pikiran skripsi - tiga mata kuliah - madrasah - rumah baca - printilan-printilan kehidupan sosial - lalu mengendapkan labirin imajinasi dan membukanya sebentar-sebentar.

Akibatnya kadang saya tidak familiar dengan labirin itu, saya harus mencoba fokus dengan keras agar mengenali labirin imajinasi saya sendiri. Mengingatkan diri saya untuk mengesampingkan otak analitis saya. Mengklik setting perpindahan dari pemikir jadi perasa, dari analitis menjadi intuitif, dari penilai jadi pemerhati, dari ekstrovert jadi introvert. Membangun dunia sendiri dimana kamu bisa berguling-guling di atas awan.

Wajar jika saya sering mengalami Lucid Dream, kondisi dimana saya tidak tahu apakah saya sedang bermimpi atau tidak, kondisi dimana ketika saya bangun tidur saya berada dalam kondisi trance dan kebingungan mengeni apa yang sudah terjadi di dalam mimpi saya. Itulah akibatnya jika sering berimajinasi sembarangan. Saya belum bisa mengontrolnya. Kadang dia datang seenaknya. Kadang dia bersembunyi semaunya.

Malam ini saya mulai merasa tersesat lagi dalam labirin imajinasi dan sesungguhnya saya tidak ingin ada yang menarik saya dari labirin imajinasi ini, meski saya tahu hari Senin saya harus mulai merencanakan penelitan dan UTS civic.
Continue reading Tersesat ...

13 April 2014

I love you, April

saya selalu berbahagia pada bulan april dan selalu agak rudet ketika bulan syawal. entahlah dan entah kenapa.

well,
kakak pertama ... selamat menjadi PNS di garut
kakak kedua ... selamat mengamalkan ilmu al quran di Malaysia
kakak ketiga ... selamat menjalankan praktek bidan di bogor
kakak keempat ... selamat beradaptasi di purwakarta
adik bungsu ... selamat UN. hahaha.
mamah ... yang masih sibuk dengan madrasahnya. baru saja ke rumah kakak keempat di purwakarta langsung meluncur ke kosan adik karena besok si manja itu mau UN. tenang mah, saya nggak akan merepotkan kok :p.

besok saya mulai bimbingan skripsi lagi setelah dua minggu saya istirahat dari skripsi karena sakit.

kemarin saya dan Syifa adalah dua mahasiswa yang UTS bahasa arabnya benar semua. please ya, soal-soal kemarin itu seperti soal yang saya buat untuk murid saya di al ikhlas. apa kata mereka kalau saya salah menjawab.

selamat datang komunitas empat :), mohon kerjasamanya ya. jangan ganggu agenda yang sudah saya susun. haha.

oya, saya ada keinginan mencetak tulisan-tulisan cipratan saya di blog, tumblr, kompasiana, dan facebook. tapi ternyata ... my God, ternyata tulisan saya banyak banget. ratusan.

jadi ... jadi ... karena besok saya mau bimbingan, maka saya harus menyelesaikan revisi hari ini. dan tidak ada menulis fiksi. kalau nonton youtube boleh lah ... :D

selamat april. love you so much :p
Continue reading I love you, April

10 April 2014

Masa Lalu Untuk Masa Depan

akhirnya seminggu bed rest untuk memulihkan kesehatan yang nge-drop. selamat datang jatinangor. selamat datang rutinitas. mari blogspot, kita ciprat menciprat :)

di lobi keperawatan, ketika makan siang. teman saya, Sarita, bercerita mengenai mentalnya menjelang UP. saya tenangkan sebisa saya dengan cara memancingnya untuk mengetahui dimana celah kesalahan proposalnya. karena hal yang mengerikan ketika UP adalah kamu ditanya hal yang tidak kamu mengerti. lalu saya menanyakan pertanyaan umum mahasiswa keperawatan tingkat akhir. padahal saya sudah sangat sering menanyakan hal ini ke Sarita.

Saya: kamu nanti profesi? (pertanyaan basa-basi hanya agar menaikan mood saya untuk profesi)

Sarita: iya lah. kamu juga kan?

Saya: aku tuh ngeri ngebayangin gimana nanti aku jenuh dan capeknya selama profesi.

Sarita: ya harus dinikmatin lah.

(itu dia, set poin aku denial banget buat nyampe ke arah menikmati diri menjadi perawat)

Saya: tapi sekarang aku udah menempati hobi menulis aku benar-benar jadi hobi loh. dulu aku kuat berpikir bahwa menulis bisa jadi profesiku. tapi kayaknya perawat yang benar-benar bakalan jadi profesi. ini tentang kesejahteraan hidup kan. aku nggak bisa nulis kalau hidupku nggak sejahtera. sementara patokan sejahtera zaman sekarang salah satunya adalah mapan. mapan diukur dengan materi. dewi lestari juga memapankan hidupnya dulu sebagai penyanyi, sebelum dia menjalankan passion-nya di bidang menulis.

Sarita: pokoknya kamu emang nggak boleh melepas bakat kamu itu. jadi perawat, tetap jadi perawat. tapi kamu harus tetap menulis, Sar. atau kamu buka home care saja dan jadi bos. aku dulu juga maunya masuk sastra, bahasa asing. tapi kata ibu aku tuh mending jangan masuk jurusan yang bisa disambi. kita kan masih bisa les bahasa asing meski nggak kuliah di sastra, tapi ilmu keperawatan hanya didapat di keperawatan.

(ya aku tahu sejak awal ini tentang keprofesian, pekerjaan, mata pencaharian)

Saya: kamu ingat nggak temanku di sastra UPI yang agak-agak nggak waras itu.

Sarita: oh itu, iya. kenapa dia?

Saya: dia udah nikah kemarin. dan pas aku tanya ternyata akadnya udah tahun kemarin pas udah lebaran. sekarang istrinya udah hamil lima bulan. aku speechless lah. dia kan seumuran sama aku. 21 lah dia sekarang, udah mau jadi bapak. aku nggak ngerti lagi gimana dia menafkahi anak istrinya. dia kan orang yang liberal abis. kerjaannya main teater dari panggung ke panggung. dari situ aku jadi kayak tobat dan sadar kalau masa depan kita itu harus dipersiapkan dengan serius. bukan ajang main-main dan coba-cba.

obrolan terhenti karena saya harus tutorial pada saat itu juga. saya memulai tutorial dengan 60 menit diskusi, 30 menit sharing dengan dosen mengenai parenting. beberapa kata-kata dari dosen yang aku ingat selama sharing:

"setinggi-tingginya pendidikan kalian, yang paling berkepentingan dengan ilmu kalian adalah anak-anak kalian."

"kalau kalian ingin generasi yang cerdas, yang harus kalian perhatikan ada tiga hal: genetik, nutrisi, dan pola asuh."

"pada tujuh tahun pertama, kalian akan bersama anak 24 jam. pada tahun tujuh kedua, kalian hanya punya waktu 12 jam karena sisanya dia berada di sekolah. tujuh tahun ketiga, anak mulai merencanakan kehidupannya sendiri. tujuh tahun berikutnya saatnya kalian melepas anak-anak kalian. makanya kalian seharusnya tidak mau meninggalkan anak-anak kalian pada tujuh tahun pertama."

"cinta laki-laki itu seperti gunung meletus. cinta perempuan itu seperti kuku. seperti gunung meletus karena ketika meletus laharnya membakar sekitarnya yang sebenarnya sudah lama hidup dengannya. seperti poligami, kadang dia nggak sadar menyakiti orang yang sudah bersama dengannya bertahun-tahun. sementara cinta perempuan seperti kuku, meski dipotong tapi tumbuh lagi, tumbuh lagi."

tentang nutrisi:
"bangun tidur, setelah hepar bekerja semalam, kalian minum jeruk nipis campur dengan air hangat. jeruk nipis tidak berbahaya untuk penyakit gastritis (maag) karena jeruk nipis itu bersifat basa, bukan asam. pagi-pagi kalian sarapan dengan buah-buahan, pepaya, semangka ... jangan pisang, nggak akan ngaruh. siang hari baru asupan karbohidrat. ingat, jangan makan karbohidrat bersamaan dengan protein hewani, tapi makan dengan protein nabati. malam hari sebaiknya jangan makan karbohidrat. susu sebaiknya tidak jadi konsumsi utama karena susu sapi baik untuk anak sapi, bukan untuk kalian."

gara-gara obrolan dengan Sarita dan sharing dengan dosen tadi siang, saya jadi tertarik membuka lagi tulisan saya tahun 2009 di facebook, ketika saya sudah dikhawatirkan dengan masa depan. ketika itu umur saya 17 tahun dan saya akan menghadi UN dan SNMPTN (ujian tulis).

Langkahkan Mimpi Kita. . !! 
4 December 2009 at 15:23 
Masa-masa transisi kita sebentar lagi meningkat, Sob! Buat yang di Mualimin, Aliyah, SMA Plus, Menengah Umum, Menengah Kejuruan, or wherever you lah ... Sudah terencanakah langkah hidup kita?? 
Oke ... aku ingin coba membahasnya disini (berhubung jabatan organisasi sudah didemisioner, jadi nggak ada lagi mading or majalah sekolah yang bisa dijadikan pelampiasan konsepsi pemikiranku). 

Yap, kembali ke kontinuitas masa depan kita, jika perlu aku bisa mengutip judul sebuah buku yang ber-title Kuliah, Kerja, Nikah. Hm ... memang pasti berputar-putar disitu lah ... 

Sudah nggak tabu ketika masa pembelajaran di sekolah selesai maka dilanjutkan ke jenjang pernikahan. Haha ... biasanya ladies. Untuk hal ini aku setuju, sebagai sarana memenuhi kebutuhan fitrah kalian, saling melengkapi dan menenangkan jiwa, maka dari itu kalau tektek bengeknya telah terpenuhi, bersegeralah menikah wahai calon ummahatul yaom, wkwkwk. 

Kenapa aku lebih menganjurkan ke cewe? Umumnya kan wanita khawatir mengenai masa depannya sampai ia menemukan suami, tapi pria tidak pernah mengkhawtirkan masa depannya sampai ia menemukan istri .. hihi aku suka teori ini.
So, girls ... terutama kawan-kawan sekolah Soreang, aku ikhlas jika kalian mendahuluiku menikah, karena pada kenyataannya teman sekelasku di PPI 34 sama PPI 99 sudah ada 9 orang yang nikah. Ups, yang married by accident mah non-inklusif tuh. 

Stop membahas nikah! Sekarang kita cari alternatif lain ... karena sebagai gantinya, jenjang pendidikan lebih tinggi telah menanti. Hoho jadi mahasiswa, keren dong pastinya ...
Ada beberapa hal menarik yang perlu dituangkan disini. 

Pertama: MINAT dan BAKAT 

Mungkin diantara kita ada yang nggak tahu apa sebenarnya minat dan bakat kita. Gubrak nggak tuh! Alasannya mungkin karena teori bahwa bakat itu hanya permainan takdir. Tambah gubrak ah.
Khusus buat Nawar dan Suci (kalau nggak salah) kalian kan pernah berkecimpung di Bangmikat alias Pengembangan Minat dan Bakat, nah adanya itu sebgai pembuktian bahwa Minat dan Bakat itu bisa ditemukan lewat pengembangan diri. 

Intinya adalah prakarsa menuju prakarya. Kembangkan sesuatu yang ada pada diri kita, sekecil apapun itu, setidak penting apapun itu. Bakat heureuy ceunaaah (kata si Gmbel itu mah, hehe). 

Nah, sekarang ini Sob banyak program tes bakat dan kemampuan yang ada. So, nggak ada salahnya sebelum memilih jurusan, kita konsul-konsul dulu. Kumpulkan info seluas-luasnya tentang fakultas dan jurusan apa yang akan kamu plih. Diskusi sama senior-seniormu, Sob. Yang penting berani melangkah, oke. 

Kedua: KEMAMPUAN 

Oow, kalau nilai-nilai rapot sering kebakaran? Heu ... 
Jangan anggap nilai hanya formalitas belaka, Sob. Pada tahu kan ada jalur penerimaan mahsiswa lewat prestasi akadmik. Dulu namanya PMDK, sekarang jadi PPA. 
Aku sendri nggak berani menginsinuasikan kalau aku berotak tapi secara real terlihat lemot. Banyak yang bilang kan, kualitas juga butuh kuantitas, Neng. 

So, wake up, man! Jangan berleha-leha! Tunjukkan kalau kita punya kemampuan. Bukankah kemampuan itu tidak bersifat spekulatif belaka. 

Intinya perpaduan antara minat, bakat, dan kemampuan yang tinggi akan mampu menciptakan kesempatan yang luar biasa besar. Weyys. 

Ketiga: FINANSIAL alias DANA 

Ekhem, agak berat juga membahasnya ya. 
Mencari ilmu memang harus diperjuangkan, tapi jangan terlalu dipaksakan. Soalnya nggak baik buat kesehatan mata, mata pencaharian Ortu maksudnya hehe ... 
Bisa dapat beasiswa itu lebih bagus. Lewat jalur independen kayak Habibie Center or DPU DT, atau jalur formal dari tempat kuliah itu sendiri. Sambil magang juga keren. Tapi kalau Ortu dengan sukarela mampu mengeluarkan uang, misalkan karena Ortu kamu seorang CEO, pejabat, or pengusaha yaa no problem, toh. Tapi kalau kamu kuliah sampai harus jual rumah ... hehe mending jangan memaksakan kehendak kalau memang dana belum bisa terkumpul, karena nggak kuliah bukan berarti riwayatmu tamat sudah. 

Banyak contoh orang-orang besar yang justru nggak pernah makan bangku sekolahan (kayak rayap huehe), tapi dengan semangatnya yang tinggi mereka telah menjadi bintang zaman. Buya Hamka atau Adam Malik,misalnya. 

Setahu aku juga KH.M.Romli & KH.Aceng Zakaria, mantan-mantan aku itu (mantan mudirul am maksudnya), kisah tentang masa sekolah mereka begtu menakjubkan meski tak begitu istimewa, kan. Tapi mereka sukses, bo.  
Yoow, Neng Wilda ... I believe you can! Psikologi mah makananmu sehari-hari. 

Nah .. keempat: DOA 

Sadarlah bahwa kita nggak hidup di zaman okultisme, yang percaya pada kekuatan gaib pada diri manusia. Doa adalah senjata orang muslim, setiap detik dengan semua peristiwa di dalamnya ... yakinlah Allah akan membekali kita dengan kekuatan yang kadang tidak kita sadari (haduh kata-kata siapa ini, lupa lagi) 

Yoo, pokoknya yakin saja kalau sukses itu bukan hal yang utopi ... 
Tidak akan ada keberhasilan tanpa perjuangan dan tidak akan ada kesuksesan tanpa pengorbanan. Semoga kesuksesan menyertai kita dan keberhasilan ada dalam hidup kita. 

Jika tidak menikah plus tidak kuliah? Yang penting nggak nganggur. Cari kerja lah. Jangan diam, yang penting punya mimpi. Kalau kata Arai di novel tetralogi Sang Pemimpi tuh, "kalau bukan karena mimpi, kita orang kecil bukan apa-apa." 

Karena memang impian dan cita-cita yang tertanam di dalam hati adalah sumber utama optimisme, dan orang yang mempunyai sifat optimis akan menyukai apapun yang dihadapinya. Nah, kalau itu kata-kata Azzam di novel KCB. 

Pokokny Sob, kita harus lebih rela mencoba sesuatu yang hebat dan gagal, daripada tidak mencoba apa-apa dan langsung sukses. Haha sebenarnya sih ini motivasi buat membuat karya sastra fiksi. Kerjaan aku hehe. Tapi whatever lah, kalian mau punya pekerjaan apa juga, yang penting jika kalian punya mimpi maka langkahkanlah mimpi kalian. 

"Unexamined live is not worth living !"(socrates) 
Komentar: 
Levyn Khan itulah sistem konvensional.

Kuliah-Kerja-Nikah.

Tujuan Utama dari kehidupan itu adalah pernikaha

4 December 2009 at 16:07 
Inni Bukan Yassir Amrie yups, sob. Thanks ya atas support-nya plus motivasinya. 
4 December 2009 at 16:18 

 Abu Cordova
@khan: Nikah itu baiknya bukan tujuan tapi jalan untuk menggapai. for All : SUKSES itu mesti dan pasti. kalau masih pelajar pandai jaga diri, kehormatan, tambah aktivitas positif. hindari main hati ... Be Your Self…! 
4 December 2009 at 18:07  
Wishu Muhamad
Haha.. alus euy linguistik maneh.. heu kumaha environment eta mah. Jadi kumaha sabisa-bisana urang ngondisikeunnana.Hidup itu kadang sporadis, bradah!!Teu kuat-kuat teuing mah gelo.Haha. Like this lah... 
4 December 2009 at 21:09 
Fajar T Nugraha think like usual behavior.... monoton you now. 
6 December 2009 at 11:06 
Mahbub Fuadi marilah meraih mimpi hingga nafas kan terhenti ...  
6 December 2009 at 12:05 

Sarah Nurul Khotimah Haha.. berbulan-bulan yang lalu menulis note ini! ternyata salah satu mimpiku telah ku genggam...!!!thanks for my spirit! jhaha.. 
3 August 2010 at 10:18  
Wishu Muhamad
hahaha... buat masalah bakatnya, sob: hemat saya nggak usah konsu!! kerjakan apa yang kalian inginkan, pilih jurusan yang sesuai dengan hobi kalian. jurusan itu menurut saya menyalurkan hobi!! kerjakan sesuatu yang kalian sukai, lalu nikmati.....kuliah itu bukan untuk kerja ya, sob!!toh pada intinya kita itu berkuliah untuk mnuntut ilmu, tuhanlah yang mnentukan... pekerjaan adalah hasil dari kerja keras kita..lagian kita kuliah bukan dituntut untuk memilih-milih jurusan atau fakultas yang bonafit. ya kan??sarah kayaknya pengen cepet-cepet nikah nih..dari kemarin nikah aja yang diobrolin...3 August 2010 at 12:04  
 Sarah Nurul Khotimah Betul betul betul.. Apa yang kita anggap pantas belum tentu wajar buat masa depan kita.. Iya, sarah heran kenapa belum ada yang ngajakin sarah nikah ya.. haha..3 August 2010 at 12:13 
Wishu Muhamad
kak rose.. hahaha... oke, oke, oke... ntar dicariin calonnya deh...3 August 2010 at 12:14  
 Sarah Nurul Khotimah Kalau mencari malah tidak menemukan kata si Aqo mh.. Haha..3 August 2010 at 12:46 


Well, Wishu Muhamad adalah temanku dari UPI yang aku ceritakan baru menikah kemarin. Yang bikin saya syok karena dia ternyata benar-benar sarap. Maksudku ... menikah adalah hal yang baik, tentu, dan dia si penganut liberalisme mengambil itu.

Jadi ini hanya sekedar pengingat bahwa lima tahun lalu aku begitu bersemangat menata masa depanku. Aku akan selalu ingat dengan buku agenda bercorak Bohemian Rapshody yang isinya adalah strategi belajar agar aku, murid PPI 34 dan Aliyah YTI (sekolah apa sih itu), bisa diterima di PTN.

Remember? Feel that. Feel your spirit.

P.S.: aku mau ngasih hadiah buat diriku sendiri yang nanti akan mencapai 22 tahun. tulisan-tulisan sejak 17 April 2009 sampai 17 April 2014 yang ditulis di buku, facebook, kompasiana, tumblr, blogspot, dll, akan aku kumpulkan, print, dan akan aku jilid. hal-hal yang sempat aku tulis di rentang usia sampai 17 - 22 tahun dengan judul Lima Tahun dalam Tulisan. so, happy grow up :). kerjakanlah revisi sekarang, bye :).
Continue reading Masa Lalu Untuk Masa Depan

02 April 2014

Hei, Body :)

Hei, body ...

maaf aku mengabaikan alarmmu ketika merasa sakit kepala selepas acara syukuran. aku tahu itu kekurangan oksigen yang cukup mengganggu. sungguh, saat itu urusan UP sudah tidak bisa ditunda lagi. kita harus bergerak dan beripikir. terima kasih karena saat itu kamu tetap bertahan.

aku tidak tahu kenapa sampai sekarang kamu masih membiarkan kepalaku sakit dengan suhu badan 37,4. ayolah, aku sudah berusaha tidur dan makan dengan baik dan benar. aku sudah berusaha untuk tidak stres. kamu tahu kan besok kita ujian tulis critical care. lusa kita simulasi bencana. kita belum merevisi hasil UP.

aku akan mengizinkanmu sakit kalau rangkaian ujian critical care ini sudah selesai. itu pun hanya demam, tidak lebih. sepakat? karena setelah itu kita harus turut menyukseskan HUT Museum KAA. lagipula ada dua deadline lomba menulis bulan ini, jadi kita harus kuat :'). maaf kalau aku terlalu keras. aku tidak suka sakit. kamu tahu itu, kan.

terima kasih. karena setelah bertahun-tahun, sejak selesai mesantren, kamu tidak pernah sakit lagi. keluhanmu selalu kita tangani bersama. sekarang aku sangat meminta kerjasamamu. tolong ya, jangan sakit dulu :'). belum waktunya istirahat.

mari kita tidur dulu. aku harap besok kamu sudah stabil. I love you, body. big hug :)
Continue reading Hei, Body :)

01 April 2014

Hei, Blog! Ayo, kita Cuprat-Ciprat :)

Tiga hari nggak buka blog, cuma gara-gara hari ini adalah hari terenggak banget. Satu April.

Oh ya, saya seneng banget karena acara syukuran madrasah sudah selesai. Terharu :'). Apalagi ketika ibu saya mengatakan dalam sambutannya bahwa ini adalah cita-citanya sejak dia masih gadis, masih tinggal di Nagreg bersama ayah dan ibunya. Ketika dia sudah menikah, dia pindah ke Tasik, suaminya meninggal, menikah lagi pindah ke Garut. Suaminya meninggal lagi akhirnya kembali lagi ke tanah kelahiran dan mimpinya mendirikan madrasah terlaksana. Subhanallah, skenario Allah.

saya dan ibu saya di syukuran MDA

Akhirnya ibu saya akan menjalani hidupnya dengan mengabdi kepada dakwah, dengan mengajar anak-anak mengaji. Dan beliau akan menjadi inspirasi banyak orang di Nagreg, termasuk saya.

Sekarang kalau saya sedang jalan-jalan di Nagreg, mau beli bakso atau mau nyebrang jalan, akan ada anak kecil yang berkeliaran dan berteriak, "Bu, bade kamana, Bu?"

Saya sudah sering mengingatkan mereka untuk memanggil saya Teteh. Tapi tetap saja ...

Minggu siang ketika bangun tidur, saya hipoksia sampai sakit kepala berat. Ini semua akibat rumah di Nagreg yang tidak memiliki ventilasi yang baik. Ventilasinya benar-benar jelek. Kepala saya sampai nyut-nyutan dan sakit sekali.

Minggu malam benar-benar perfect night karena ke-18 anggota keluarga hadir lengkap malam itu. tumben loh. biasanya kurang satu atau dua. ada mamah, teh nenden, a acep, alfi, irfa, zaini, a heri, teh dwi, afiya, sabiq, teh fitri, a riki, arina, teh ami, a ahmad, isyfi, saya, dan adik saya rodiah. Akhirnya karena pada malam hari saya masih sakit kepala, saya dan adik saya diam di genteng rumah yang berdekatan dengan pohon. Menghirup udara sepuasnya. Berceloteh tentang langit dan mimpi. Kamar kami memang terletak di lantai dua. Ketika membuka pintu keluar dan berjalan ke beranda memang akan terlihat genteng rumah yang di bawahnya adalah dapur. Itu jadi tempat favorit saya sekarang. Apalagi malam hari. Berimajinadi sepuasnya.

Hari senin saya pulang ke Jatinangor dan mulai mempersiapkan diri untuk OSCE dan UP. Jujur saya belum mempersiapkan apa-apa di H-1 UP. Beberapa hari yang lalu saja ketika seharusnya saya menyelesaikan draft di hari deadline, ketika berada di kelas critical care, pikiran saya terbang memikirkan imajinasi tentang suatu kisah fiksi. Semi sci-fi seperti kisah Hunger Games atau Divergent gitu.

------
Selingan imajinasi saya, Jumat, 28 Maret 2014, ketika kuliah critical care:

Ratusan tahun dari sekarang, 5 pulau di Indonesia berubah. Kalimantan adalah Kelompok Pusat (pemerintahan). Sumatera adalah tempat Kelompok Sains, Jawa adalah tempat Kelompok Medikal, Sulawesi adalah tempat Kelompok Agro, dan Papua adalah tempat Kelompok Sosial. Disamping itu Warga dibagi kepada tiga spesies, Rantau, Netral, dan Pribumi. Mereka bisa tinggal dimana saja. Rantau adalah Warga yang berpindah pulau setelah satu dekade, Netral adalah kelompok yang tidak tinggal di Lima Pulau tadi, dan Pribumi adalah Warga yang tinggal di pulau tersebut selama dua dekade.

Kelompok medikal dan sains telah menciptakan suatu sistem tumbuh kembang yang baru untuk mengatur populasi manusia. Yaitu Bank Janin. Tidak ada lagi pernikahan dan keluarga. Semua kelahiran diatur oleh Pusat dengan cara mengambil sperma dan ovum dan dibentuk di Bank Janin. Tidak ada lagi kehamilan. Warga yang ketahuan melakukan hubungan dan hamil adalah seorang pelanggar hukum dan akan dihukum berat (ngeri ya :D). Hal ini didukung oleh Kelompok Argo yang semakin tidak bisa mengelola Sumber Daya Alam. Maka Pusat mempertahankan agar Bank Janin tidak membuat manusia terlalu banyak.

"Hanya manusia zaman dulu yang membiarkan manusia baru keluar dari manusia lainnya seenaknya seperti hewan." Sebuah dialog yang diucapkan salah seorang tokoh.

Terdapat tiga dekade pertumbuhan. Dekade Pertama (0-10 tahun), Janin/Anak akan dititipkan pada seorang Warga (laki-laki/perempuan) di suatu Kelompok tertentu. Di Dekade Kedua (10-20 tahun), Anak tersebut akan ditempatkan di sebuah Mess untuk dididik. Mess yang akan ditempati oleh Anak harus berbeda dengan tempat dia diasuh, dengan alasan pembentukan kepribadian. Dan di tahun ke-7 (17 tahun) Anak akan mengikuti ujian dan memilih di Kelompok mana dia akan tinggal. Apakah dia akan menjadi Kelompok Rantau, Netral, atau Pribumi. Setelah menentukan Kelompok, Anak akan berada dalam proses inisiasi (17-20 tahun). Dan di Dekade Ketiga, atau akhir dari inisiasi, Level Anak akan ditentukan apakah dia Warga, Ahli, atau Pengatur. Kesimpulannya perkembangan Anak pada zaman itu adalah Dibentuk, Belajar, dan Ditentukan. Ketiga proses tersebut kembali kepada pilihan Anak dan kemampuan Anak.

Tapi karena Pusat yang letaknya berjauhan dengan Kelompok dan Pulau Kelompok memiliki otonomi sendiri (karena tanpa Kelompok, Pusat bukanlah apa-apa). Maka ada beberapa Warga yang hamil diam-diam atau berkeluarga diam-diam. Salah satunya adalah ibu dari SN. Karena ibu dari SN adalah Kelompok Medikal, dia bisa memanipulasi gen SN. Namun ketika pemilihan Warga yang mengasuh, ibu SN tidak berhasil memanipulasi data. SN diasuh oleh orang lain, dia terlempar ke Kelompok Sosial.

Pengasuh SN berambisi agar SN menjadi seorang Pribumi di Pusat dan menjadi Pengatur. Namun SN memilih tinggal di Mess Kelompok Medikal. Disana dia diajar oleh ibunya tanpa dia tahu bahwa sebenarnya perempuan tersebut adalah ibu yang melahirkannya dan dia adalah Anak yang Dilahirkan, bukan Anak dari Bank Janin. Di tahun ke-7 Dekade Kedua, Ibu SN sudah menyarankan agar SN memilih Kelompok Medikal. Namun karena rasa bersalah SN meninggalkan pengasuhnya, dia memilih Kelompok Pusat sesuai dengan ambisi pengasuhnya tersebut. Akhirnya SN mengikuti masa inisiasi di Pusat dan tinggal di Mess.

(Nah, sebenarnya imajinasi saya bermulai dari sini. Yang atas hanya pengembangan dari imajinasi saya.)

Di tempat inisiasi Pusat. Masing-masing tim dibagi dua, yaitu Tim War dan Tim Well-being. Tim War bertugas sebagai pertahanan dengan semboyan (?) berpikir kritis, beropini sarkastis, dan bergerak dinamis. Sementara Tim Well-being memiliki semboyan berpikir birokrat, beropini padat (ga banyak ngomong gitu lah ya), dan bergerak merakyat. SN ditempatkan di Tim War atas nama Kelompok Medikal.

Tim War
- Kapten: RE dari Kelompok Sains, Pribumi
- Komandan 1: AS dari Kelompok Sains, Pribumi
  Komandan 2: HA dari Kelompok Sosial, Netral
- Prajurit 1: FI dari Kelompok Medikal, Netral
  Prajurit 2: FM dari Kelompok Sosial, Netral
  Prajurit 3: SN dari Kelompok Medikal, Rantau (Dekade Pertama di Sosial)

Tim Well-being
- Ketua: WG dari Kelompok Agro, Netral
- Wakil 1: MR dari Kelompok Medikal, Rantau (Dekade Pertama di Agro)
  Wakil 2: ZS dari Kelompok Sains, Pribumi
- Pengabdi 1: RA dari Kelompok Sosial, Rantau (Dekade Pertama di Sosial)
  Pengabdi 2: AA dari Kelompok Agro, Pribumi
  Pengabdi 3: ST dari Kelompok Agro, Rantau (Dekade Pertama di Sosial)

Ada dialog yang diucapkan oleh HA dari Sosial, "Kelompok yang pernah terpapar di Agro tidak pernah memasuki Tim War. Sepertinya mereka sadar kalau berperang adalah salah satu penyebab hancurnya sumber daya alam kita. Aku yakin mereka berambisi membubarkan Tim War."

Kedua tim ini diorientasi untuk menjadi Penjaga Perdamaian selama inisiasi. Tim War dan Tim Well-being, seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu mengalami ketegangan. Ketika Tim War memilih untuk memberantas Warga pelanggar, Tim Well-being memilih untuk mengamankannya meskipun dia benar-benar salah. Bagi Tim War, cara kerja Tim Well-being terlalu birokratis dan mengdepankan pencitraan Pusat. Sementara Tim War lebih sering bertindak cepat dan spontan atas semua kasus yang terjadi.

Kedua tim ini kadang diberi projek yang sama. Misalkan menyelesaikan sengketa tanah Kelompok Netral, dll, dan RE dan WG sudah sering mencoba bersahabat agar menjaga kestabilan Kelompok Inisiasi dua tim ini. Meski kadang Tim War dan Tim Well-being tidak sejalan, tapi SN berteman dekat dengan beberapa Tim Well-being, yaitu MR, RA, dan AA. Sementara di Tim War, SN berteman dekat dengan FM. Selain itu, SN dan ST pernah sama-sama mendapat penghargaan sebagai duta perdamaian dari Pusat sebagai Kelompok Inisiasi Tim War dan Tim Well-being.

Pada sela-sela istirahat dari Inisiasi selama seminggu. HA, yang dulu tinggal di Netral, mengajak beberapa Kelompok Inisiasi untuk mengikutinya berpetualang ke jalan rahasia yang dia temukan ketika dia masih tinggal di Netral.
"Di Netral, kami bisa berkelakuan dan belajar semau kami. Tidak seperti kalian yang terpaku pada pengasuhan ala Medikal, Sains, Sosial, ataupun Agro. Kami bebas."
"Kalau begitu kenapa kamu pindah ke Sosial? Kamu masih bisa memilih tinggal di Netral?" Tanya SN. 
"Karena itu cara agar saya bisa ke Pusat. Orang Netral tidak akan diterima di Pusat. Kamu sendiri kenapa ke Pusat? Jarang orang Medikal yang mau ke Pusat." 
SN terdiam, mengamati dinding-dinding gua yang sedang mereka lewati. Tidak ada jawaban untuk itu. Karena di zaman yang aneh ini, bergantung kepada orang lain bukanlah cara hidup. Sementara satu-satunya jawaban kenapa dia memilih Pusat adalah karena dia mengikuti kemauan Pengasuh-nya saja. Pengasuh tidak berhasil membuatnya benar-benar berambisi ke Pusat. Ah, dia jadi merindukan Pengajar-nya di Medikal yang mendidiknya dengan manusiawi.
Kelompok Inisiasi yang mengikuti HA untuk mengetahui jalan rahasia ke Netral adalah ZS, AA, FM, dan SN. Di Netral mereka menaiki gunung dan melihat pemandangan Negara yang dulu bernama Indonesia. Ada beberapa poin yang tidak bisa (atau saya sedang malas memoles imajinas *uhuk*) untuk saya narasikan.

Hubungan antara sesama Tim War
- Meski SN dan RE memiliki sifat yang hampir sama, tapi SN selalu mendebat RE untuk banyak hal
- Meski SN dan AS memiliki sifat yang berbeda, tapi SN lebih penurut kepada AS
- HA memiliki jiwa pemberontak dan HA sering mendiskusikan dengan SM tentang kemungkinan melakukan pemberontakan di Pusat
- SN dan FM bersahabat dekat dan sering memiliki jalan pikiran yang sama
- SN tidak pernah bisa akur dengan FI, apapun yang terjadi
- RE dan AS bersahabat sejak mereka sama-sama tinggal di Mess Kelompok Sains
- HA selalu berbeda pendapat dengan RE dan AS karena didikan Kelompok Sains dan Kelompok Sosial yang sangat berbeda
- FI sangat sering tidak terlihat di Mess selama inisiasi di Pusat

Hubungan antara SN dan Tim Well-being
- SN tidak pernah bisa akur dengan WG, apapun yang terjadi
- SN berteman dekat dengan MR karena tinggal satu Mess selama di Kelompok Medikal, sementara dengan FI mereka berbeda Mess meski sama-sama tinggal di Medikal
- SN berteman dekat dengan RA karena mereka sama-sama tinggal di Sosial pada Dekade Pertama
- SN berteman dekat dengan ST karena mereka sama-sama tinggal di Sosial pada Dekade Pertama (RA dan ST juga bersahabat)
- SN berteman dekat dengan AA karena dia orang pertama yang dikenal SN ketika awal Inisiasi di Pusat
- SN selalu menaruh curiga kepada ZS karena dia sering menemui Pengatur di Pusat

(oke lanjut ke cerita)

Pada saat pulang dari masa istirahat, muncul Chaos di Pusat. Pusat mengatakan bahwa ada pemberontakan dari Kelompok Sosial. Kelompok Inisiasi Pusat berinisiatif untuk berangkat ke Sosial dan berangkatlah SN, RE, HA, AS, AA, dan RA. Mereka berdialog dengan Pemimpin Kelompok Sosial dan ... ah, bagian ini saya masih bingung. Intinya mereka memang memiliki beberapa kritikan terhadap Pusat, tapi mereka tidak mengaku melakukan pemberontakan. Justru Kelompok Sosial mencurigai Pusat ingin mengkambinghitamkan Kelompok Sosial atas Chaos di Pusat dan membuat Kelompok lain antipati terhadap Kelompok Sosial. Karena setelah kejadian itu hubungan antara Kelompok Sosial dan Kelompok lainnya terganggu.

Sepulang dari Sosial, mereka dipanggil Pusat karena dianggap melanggar telah pergi ke Sosial. Padahal sebelumnya mereka bisa berkunjung kemanapun atas nama Kelompok Inisiasi Pusat.

"Aku tidak mengerti ada apa antara Pusat dan Sosial seolah-olah Pusat ingin menghancurkan Kelompok Sosial." HA bergumam gelisah.

"Atau Kelompok Sosial yang ingin menghancurkan Pusat. Aku rasa audiensi kita ke Sosial kemarin tidak sepenuhnya menjawab bahwa Sosial bukan pemberontak." SN mencoba berpikir seimbang.

"Ayolah, kamu pernah tinggal disana selama satu dekade." HA berargumen.

"Selama dekade pertama ketika aku masih polos." Koreksi SN. "Lalu kenapa? Kamu menyesal tidak mengikuti Inisiasi di Sosial dan menjadi pemimpin pemberontak disana?" SN mencoba bergurau.

"Kamu sendiri? Bukankah tinggal di Medikal lebih damai daripada disini. Menjadi Warga yang manis."

"Tidak. Aku tidak berpikir untuk kembali ke Medikal kalau aku tidak lolos di Pusat."

"Lalu kemana?"

"Netral."

Di antara Kelompok Inisiasi ini ada satu orang yang ditarik sebagai Ahli Medikal di Pusat karena kepintarannya selama Inisiasi, yaitu MR. Pada masa istirahat inisiasi, SN berkunjung ke tempat MR di Bank Janin. Karena dia memiliki tanda penduduk Kelompok Medikal, dia bisa menemui MR. Ketika pertama kali memasuki Bank Janin, SN merasa tubuhnya merinding dan ketakutan. Ditambah MR mengajaknya berjalan-jalan memasuki pusat Bank Janin dimana janin-janin sedang beristirahat di dalam sebuah tabung rahim buatan.

Lalu mereka berdiskusi tentang bayi, kelahiran, dan perkembangan.

"Sejujurnya saya akan mengatakan bahwa cara manusia zaman dulu yang mengandung janinnya di dalam rahim mereka sendiri itu lebih baik dari cara ini."

SN memegang perutnya, membayangkan sebuah janin bersarang di perutnya.

"Bukankah itu mengerikan dan ... aneh?"

"Orang-orang zaman dulu mengatakan cara ini yang mengerikan dan aneh."

SN mengangguk paham. Di Sosial dulu dia diajarkan mengenai cara hidup Manusia zaman dulu dan kadang itu lebih bermartabat daripada kehidupan sekarang.

"Oh ya, apakah benar jika kita sudah menjadi Pengatur, kita harus mengangkat rahim kita dan hanya membolehkan dua sperma dan dua ovum yang bertemu?"

"Ya ... itu menjadi isu pemberontakan Sosial." Jelas MR." Sekarang Pusat sedang menugaskanku membuat Imun baru untuk kita. Imun yang benar-benar membuat organ tubuh kita, setiap selnya, bisa terbaca di monitor. Agak sulit membuatnya. Aku harus bepergian ke luar negeri untuk mempelajari caranya. Oh ya, kamu mau mencoba Imun baru?"

SN mundur selangkah.

"Kenapa?"

"Pengajar-ku bilang sebaiknya aku tidak di-imun."

MR mengerutkan kening. "Aneh. Aku tidak tahu kalau ada Pengajar di Medikal yang menyarankan Murid-nya untuk tidak di-imun. Imun kan produk dari Kelompok Medikal. Kecuali kalau ..."

"Kalau apa?"

"Kalau orang tersebut adalah penganut Anak yang Dilahirkan. Orang-orang yang menolak Bank Janin. Karena Imun Anak yang Dilahirkan berbeda dengan Imun Anak dari Bank Janin. Tapi Pengajar tidak diizinkan mengajarkan prinsip pribadi kepada Murid. Lagipula ... Kecuali kalau ... Emmh ... apa dia benar-benar Pengajar?"

"Aku rasa iya."

Dari sana SN tertarik mempelajari tentang janin dan imun sampai muncuk kecurigaan bahwa dirinya adalah Anak yang Dilahirkan, bukan Anak dari Bank Janin. Dan Pengajar-nya tahu itu. Akhirnya dengan terburu-buru, SN menyusuri jalan pintas yang pernah ditunjukan HA untuk sampai ke Medikal tanpa diketahui Penjaga. Ketika dia telah sampai di Medikal dan sampai di perkampungan, dia kaget bahwa Mess Medikal tempat dia dulu tinggal baru saja dibom oleh sebuah kapal perang.

... dan perang pun dimulai ...

Dengan susah payah, SN mencoba kembali ke Mess di Pusat. Dia pertama kali bertemu dengan AA.

"Dari mana saja kamu? Orang-orang disini mencarimu.

"Mess-ku di Medikal telah di bom." Ucap SN sambil terengah-engah.

"Oleh siapa? Kelompok Sosial?"

SN menggeleng cepat. "Tidak. Kapal itu milik Netral."

"Kenapa mereka menyerang Medikal."

"Entahlah. Medikal memang Pulau yang paling banyak memiliki Pulau Netral. Wajar kalau Medikal yang jadi pertama diserang. Dan selanjutnya pasti mereka menuju kemari. Apa kamu melihat RE dan AS?"

"Beberapa waktu yang lalu mereka berdua ditarik oleh Pemimpin Sains. Mungkin Pemimpin Sains sudah mendapat ultimatum dari Netral. Ada kabar yang mengatakan bahwa kamu, HA, dan FM adalah pemberontak yang bergabung dengan Sosial untuk menyerang Pusat. Kita baru saja melakukan Sidang Istimewa ketika RE dan HA ditarik oleh Sains."

"Kenapa ZS tidak ditarik juga?"

"Aku rasa karena dia sudah menjadi bagian dari Pusat. Sudahlah, kita harus pergi dari tempat ini secepatnya. Disini sudah tidak aman."

Sepanjang pelarian, SN sibuk memikirkan kemana HA dan FM? Apa yang terjadi pada RE dan HA setelah ditarik oleh Sains? Apa ZS benar-benar orang Pusat? Ada apa dengan Netral? Di tengah pelarian mereka berdua bertemu dengan RA, dia bercerita bahwa ST memilih bergabung dengan Pusat, sementara ZS memilih tetap di Pusat agar dia bisa menyelamatkan Kelompok teman-temannya dari hukuman dan untuk melaporkan segala kejadian kepada RE dan HA.

"ZS jadi mata-mata RE dan HA? Itu membuktikan bahwa Kelompok Sains selalu berpikir secara cerkas."

"Dan Kelompok Netral yang ternyata mengobarkan pemberontakan." Tambah RA.

"Maksudmu FM dan HA?" Tanya SN sangsi.

"Bukan. Tapi FI dan WG. Aku sudah curiga ketika kalian pergi audiensi ke Kelompok Sosial, mereka berdua membicarakan kalian dan aku tidak sengaja menguping. Ternyata benar saja, Netral bukan berarti tidak punya gerakan."

SN bersyukur bahwa ternyaat HA dan FM bukanlah pemberontak yang menghancurkan Medikal.

"Lalu dimana mereka berdua?"

"Mereka terlalu bodoh ketika melakukan aksi di Netral. Mereka ditangkap."

(ceritanya masih panjang. saya sudah ngantuk. agak ajaib ya, lamunan saya selama dua jam kuliah critical care bisa sepanjang ini. ya ampun aku nggak berhenti menguap selama mengetik ini)

---------------

Hari selasa pagi saya diomelin Pak Iyus karena suatu hal yang memang saya yang salah, tapi nggak sepenuhnya salah saya juga sih. Saya sering lihat beliau ngomelin Wasilah, tapi baru kali ini dia begitu marah sama saya. Saya jadi down.

Jam 8.40 saya ujian bantuan hidup dasar, kompresi dan nafas buatan. Ujian bareng Dhea Dhezita. Saya yang memang sering asal-asalan jadi lama berusaha meniup mulut pantom agar dadanya mengembang. Saya sampai sakit kepala.

(bersambung dulu .... belum sampai ke cerita saya ujian transportasi bidai dan cerita saya UP ... :-0)
Continue reading Hei, Blog! Ayo, kita Cuprat-Ciprat :)