06 January 2012

Kafe :)

Saya duduk menelungkupkan tangan di meja, selesai menceritakan kejadian hari ini. Melirik ke sekeliling kafe seolah tak boleh ada yang terlewatkan untuk dilihat. Padahal saya hanya sedang meyakinkan diri saya bahwa saya menceritakan semuanya dengan tepat.

Ini adalah cerita saya keribuan kalinya. Di hadapannya. Di kafe ini. Semuanya masih sama. Dan entah kenapa bagi saya akan selalu sama. Pria itu tidak pernah membosankan sejak saya bercerita untuk pertama kalinya.

Kami duduk berhadapan. Selalu begitu. Dan dia akan mempersilahkan saya untuk bercerita tentang semuanya tanpa dia sela.

Asap kopi panas dan teh hangat masih mengepul, mengiringi helaan nafas saya.

Senyumnya. Yang akan selalu saya rindukan setiap saya selesai bercerita. Dan semua yang dia ucapkan. Hal yang menyebalkan, terkadang kontra, atau bahkan menyalahkan saya. Tidak ada masalah dengan itu semua.

Saya bertanya. Membantah. Menuntut.
Dan dia akan tersenyum mengucapkan kata-kata yang akan membuat saya menunduk. Paham.

Dan akhirnya dia akan berkata, "Semuanya baik-baik saja."

Hanya tulisan ringan tentang lamunan saya. Entahlah, tiba-tiba ingin menulis seperti ini. Tentu saja ini bukan sekedar 'galau picisan', hanya sekedar memberikan kesadaran kepada diri saya sendiri bahwa teman bercerita saya selama 17 bulan terakhir adalah laptop axioo yang penuh sticker, menggantikan buku agenda bohemian rapshody yang tak kalah dipenuhi sticker zaman saya sekolah. Pria itu tak pernah ada, pun kafenya. Atau mungkin, hanya belum. Dan saya tidak ingin mengkhawatirkan hal itu.
Continue reading Kafe :)

PROYEK ANTOLOGI BERSAMA PIPIET SENJA DAN LEYLA HANA

Fenomena fesbuk telah menjangkau hampir semua orang, dari segala usia dan profesi. Bagi ibu rumah tangga, fesbuk dirasa sangat menguntungkan. Banyak ibu yang tergerak untuk berbisnis melalui fesbuk, karena bisa tanpa modal. Cukup pajang foto produk, harga, dan barang baru dibeli bila ada pesanan. Ada juga yang merambah profesi penulis, dengan begitu banyaknya kesempatan menulis, dari yang berhadiah uang jutaan, ratusan ribu, sampai hanya sekadar buku. Ibu-ibu rumah tangga yang semula terkungkung dalam kotak sempit bernama rumah, mendadak bisa melanglang dunia melalui fesbuk. Pergaulan terbuka luas, kesempatan untuk memberdayakan diri pun seakan tak ada habisnya. Bahkan di fesbuk, kita bisa sekadar bertanya soal resep masakan atau obat untuk menyembuhkan penyakit anak. Ada juga yang mendapatkan jodoh dari hasil interaksi di fesbuk.
Continue reading PROYEK ANTOLOGI BERSAMA PIPIET SENJA DAN LEYLA HANA