11 August 2012

Cuma Perahu Kertas, Kok


Tragedi. Tragis. Apalah itu. Allah selalu memiliki semilyar cara, bahkan lebih, buat menegur hambaNya, mengingatkanNya, mengujiNya. Apapun itu. APAPUN ITU.

Ini adalah skenario indah, juga ngenes. BANGET. Ya seperti yang saya posting di postingan sebelumnya, saya dapet tiket gratis nobar Perahu Kertas. Cerita yang bikin saya sakaw akhir-akhir ini. Dan saya tahu ini sangat berlebihan.

Ceritanya dua hari yang lalu. Saya harus buka email buat mengunduh file-file yang akan diujikan di kampus. Selagi mengunduh, saya buka twitter tepat jam 3 sore. Saat itu @bentangpustaka sedang melakukan kuis dengan hadiah tiket nobar untuk dua orang. Timing-nya pas banget dan saya langsung iseng ikutan menjawab kuis tanpa peduli menang atau kalah.

Malamnya jam 8, pemenang kuis diumumkan tapi saya tidak tahu karena notebook terus dipake Peleh. Agak kepikiran dengan kuis itu, tapi ga seekstrim menanti-nanti tanggal 16. Tanggal film Perahu Kertas tayang di bioskop.

Keesokan harinya saya ke rumah Dhya. Saya buka internet sambil nunggu Dhya pulang. Tentunya buka twitter. Dan tanpa disangka nama saya masuk di antara 5 orang follower @bentangpustaka yang dapet tiket nobar Perahu Kertas. Hepi. Seneng. Excited. Udah cengar-cengir sendiri ga jelas. Udah kayak jumpalitan di kayangan, salto ke surga, dan berbagai rasa yang norak abis.

Mungkin salah senang berlebihan. Bukan mungkin salah, itu memang salah. Huaah.

Jadi, entah kenapa meski @bentangpustaka sudah menulis tanggal Nobar adalah 11/8, di otak saya yang memorinya limit ini hanya terbayang tanggal 16 Agustus. Jadi, dengan bodohnya saya berpikir bahwa Nobar tanggal 16.

Dan ... entahlah, ketika nulis cerita ini rasanya biasa aja. Insiden salah tanggal sampai ga jadi Nobar sebelum film yang bikin kita sakaw tayang di bioskop. Cuma gara-gara salah tanggal, harusnya ga bikin saya sepatah hati ini. Tapi rasanya sakit hati banget kayak diselingkuhin cowok. Cowok orang. Ga nyambung, memang.

Intinya, hari ini, dada saya meledak-ledak. Pengen ngegergaji gunung Everest sampai ke lahar-laharnya. Galau ga jelas. Nyesel ga jelas. Padahal saya sudah beritikad bahwa saya akan menjadi orang yang ga pernah menyesali apapun. NO REGRET. Hanya saja, ini bener-bener bikin saya step over dosis. Dan saya ga pernah merasakan hal ini sebelumnya. Mungkin pernah, ketika diputusin cowok. Cowok orang dan orangnya adalah saya.

Ya iya, Allah selalu memiliki cara bikin saya kayak gini. Biasanya yang bikin patah hati adalah cowok, sekarang yang bikin patah hati adalah Perahu Kertas. Sumpah, saya jadi enek sama yang namanya Perahu Kertas. Pengen muntah semuntah-muntahnya kalau kepikiran Perahu Kertas. Saya tahu saya lagi emosi, justru karena saya lagi emosi jadi saya bisa berpikir jernih, apa sih bagusnya Perahu Kertas sampai saya puja-puja kayak berhala. Iya kalau berhalanya kayak lembu emas bikinan Samiri. Ini cuma Perahu Kertas.

Cuma Perahu Kertas, kok.

0 Comments:

Post a Comment

Jika tidak memiliki akun di google, wordpress, dan yang lainnya, bisa menggunakan anonymous.