07 June 2012

Menangis(inya) Semalam(an)

tahukah kamu semalam tadi
aku menangis
mengingatmu mengenangmu
mungkin hatiku terluka dalam
atau selalu
terukirkan kenangan kita
-audy-

Ini bukan tentang kisah patah hati saya atau kisahnya audy-iko-jane (tau gosip banget ya saya). Ini cerita tentang saya dan Mr. Ax alias laptop saya.



Saya pake laptop itu sejak September 2010. Pemberian dari kakak laki-laki saya. Sejak memegang laptop itu saya jadi ketagihan nulis. Sudah beberapa audisi menulis berhasil dibobol sejak saya pake laptop itu. Saya ga pernah bisa membayangkan kalau laptop itu ga ada. Saya dan laptop itu sudah menjadi soulmate. Rahasia hati saya saya tumpahkan disana. Sebisa mungkin saya habiskan waktu bersamanya. Dia benar-benar bagian dari soul saya.

Pernah saya mengatakan bahwa lebih baik hape saya yang mati daripada laptop saya yang mati. Itu memang benar. Kalau hape saya mati, saya bisa pinjam hape siapapun untuk numpang mengaktifkan kartu. Atau saya berkomunikasi dengan orang lain dengan memakai facebook. Saya pernah mengalaminya, dua minggu tanpa hape dan saya masih bisa mengatasinya. Tapi tanpa laptop, saya mati suri.

Di awal tahun 2011, saat kakak laki-laki saya KKN, dia meminjam laptop saya selama 2 bulan. Tentu saja saya tidak punya alasan untuk tidak meminjamkan. Anggap saja itu ucapan terima kasih karena telah memberikan laptopnya.
Dua bulan, hampir 3 bulan. Saya tidak pegang laptop. Rasanya hidup saya semakin tidak produktif. Info-info audisi menulis yang biasanya muncul, mulai tidak ada. Teman-teman pembaca blog saya mulai bosan karena blog saya isinya usang. Saya stres karena tidak bisa menulis. Bukannya saya manja karena hanya ingin menulis di laptop saya, saya sudah mencoba menulis dengan komputer perpustakaan bahkan warnet. Tapi hasilnya tidak sememuaskan jika saya memakai laptop saya.

Pertengahan 2011 akhirnya laptop saya kembali. Tapi terjadi tragedi, charger laptop saya hilang dan itu membuat saya mencolokan sembarang charger ke laptop saya karena saya ingin dia hidup.
Akhir 2011 akhirnya laptop saya sekarat. Tidak bisa menyala. Saya sudah hopeless memandang laptop yang berisi luahan imajinasi saya tergeletak seperti bangkai.

Ibu saya yang tidak tahu kalau laptop saya sudah kalah berharga dengan remote TV membawa laptop itu ke kakak saya agar bisa digadaikan. Uangnya untuk bayar semester saya. Akhirnya ketahuan kalau laptop saya rusak parah. Kakak laki-laki saya pun membawanya untuk diperbaiki setelah memarahi saya habis-habisan.

Awal 2012 akhirnya laptop saya pulih. Saya hampir tidak percaya dapat bertemu lagi dengan ratusan data yang saya simpan disana. Dan mulailah kembali masa-masa kasmaran saya dan laptop itu.

Sampai kemarin ...
Di hari Sabtu (2/6), saya masih memakai laptop itu. Saya mempelajari cerita Perahu Kertas untuk bisa disejajarkan dengan novel Nersauthor yang sudah saya buat setahun yang lalu. Jika novel itu bisa lulus di audisi novel Romance , saya bisa dapat tiket ke Ubud Writer's Festival. UBUD! BALI! Saya benar-benar bersemangat mengerjakan proyek ini.
Besoknya pada hari Minggu (3/6), saya ada jadwal wawancara KSE di Jatinangor dan harus langsung berangkat ke Bandung untuk Raval BEM. Karena saya tidak mau laptop saya beresiko tersenggol atau apapun, maka saya simpan laptop itu di rumah (Garut). Mengingat minggu ini, mata kuliah sistem sudah rampung jadi saya kira saya akan bertemu dengan laptop saya secepatnya.

Senin (4/6) sore saya gelisah. Saya ingin ke Garut untuk hanya mengambil laptop karena besoknya saya masih ada ujian praktikum. Saya benar-benar ingin bertemu dengan laptop saya, meski hanya meilhatnya ada di hadapan saya. Sempat terpikir untuk berangkat ke Garut lalu pulang lagi. Tapi itu hanya buang-buang ongkos. Akhirnya saya tidur lebih awal untuk melenyapkan hasrat saya bertemu dengan laptop saya.

Setelah ujian, hari Selasa (5/6), saya pulang ke Garut dengan wajah ceria karena akan bertemu dengan laptop saya, merevisi kembali naskah Nersauthor dengan bayangan tiket Ubud Writer's Festival. Saya libur sampai hari Minggu, itu artinya saya punya waktu panjang untuk mengurusi naskah saya.

Malamnya, saat saya mengeluarkan laptop dari laci, menyimpannya di kasur, menekan tombol power, meninggalkannya untuk mengambil air minum, betapa kagetnya karena layar laptop yang seharusnya memunculkan gambar bocah-bocah di keluarga saya malah muncul layar hitam dengan tulisan -yang saya ingat- check cable, operation system not found. Layar hitam dengan tulisan aneh di laptop adalah pertanda buruk. Saya mencoba tenang, mematikannya kembali lalu mencoba menyalakannya. Hasilnya selalu seperti itu sampai saya mencoba kesekian puluh kalinya.

Saya frustasi. Saya membolak-balikan laptop, berharap menemukan hal keliru yang harus saya benahi. Tapi semuanya masih sama seperti ketika saya meninggalkannya di rumah. Saya ingat-ingat lagi terakhir kali saya memakai laptop ini. Tidak ada yang salah. Saya masih bermain-main dengan laptop itu untuk mengejar tiket ke Ubud. Argh! Membayangkan tiket Ubud Writer's Festival saja sudah membuat saya muak setengah mati.

Saya kesal karena tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Kesal karena laptop ini mati secara tiba-tiba, tanpa penjelasan.
Dan saya pun menangis, awalnya sesenggukan seperti habis putus cinta. Akhirnya saya menangis tersedak seperti berada di tengah pemakaman orang tersayang.
Terakhir kali saya menangis seperti ini adalah ketika kakak saya mengatakan bahwa laptop saya tidak akan dikembalikan lagi kepada saya. Selalu tentang laptop, membuat saya menangis seperti ini. Saya bisa kehilangan apa saja, hape, tas, tempat pulpen, jas almamater. Tapi jangan laptop.

Setelah semalaman menangis, akhirnya besoknya pada hari Rabu (6/6), keponakan saya datang ke rumah. Lalu saya tanya apa dia menyalakan laptop saya ketika saya tidak ada. Dia bilang 'iya'. Betapa bergejolaknya perasaan saya, saat itu yang saya pikirkan adalah saya tidak akan pernah mengizinkan siapapun lagi menyentuh laptop saya. Yang sudah-sudah, laptop saya pernah jatuh dari atas tangga saat dibawa oleh teman saya sampai casing-nya retak lalu layar laptop saya sekarang buram di bagian bawah karena kesalahan adik saya saat memasukan DVD dan juga data-data saya pernah rusak setelah dipakai oleh kakak laki-laki saya. Semua kerusakan yang terjadi pada laptop saya sebagian besar karena ulah orang lain bukan saya, saya kesal bukan main.

Keponakan saya bilang dia dan ibunya menyalakan laptop saya pada hari Minggu dan saat itu laptopnya menyala. Berarti laptop memang rusak setelah itu. Mendadak saya marah kenapa saya meninggalkan laptop di rumah, saya marah kenapa harus ada jadwal wawancara pada hari Minggu, saya marah pada tempat Raval BEM di Bandung yang jauh dan membuat saya ingin menyimpan laptop di rumah. Saya marah pada semuanya dan itu terasa menyebalkan.

Kini, saya kembali melihat pengumuman audisi novel itu. Deadline tanggal 14 April. Entah apa yang saya lakukan, jika laptop saya tidak kembali, saya tidak yakin bisa menulis. Saya benar-benar kehilangannya setelah menangis semalam.


Foto saya dan kakak laki-laki saya saat awal memakai webcam laptop saya. *hiks

2 comments:

Jika tidak memiliki akun di google, wordpress, dan yang lainnya, bisa menggunakan anonymous.